BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR
BELAKANG
Nabi Muhammad saw dilahirkan di
Makkah pada Tahun Gajah yaitu
pada tanggal 12 Rabi'ul Awal atau pada tanggal 20 April (570 atau 571 Masehi).
Nabi Muhammad merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul
Muttalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti
Wahab meninggal dunia ketika ia berusia 7 tahun. Kemudian ia diasuh oleh
kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia diasuh juga oleh
pamannya yaitu Abu Talib.
Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25
tahun. Ia pernah menjadi penggembala kambing.
Nabi Muhammad pernah diangkat
menjadi hakim. Ia tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan
masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala,
masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi
Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk
mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad
berusia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu ia mengajarkan
ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal
sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama
Islam)" dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.
Selama proses penyebaran agama islam dan pendakawaan nabi Muhammad SAW, ada beberapa sahabat rasulullah yang terpilih menjadi Asratul Kiraam ( di jamin masuk surga ). Sahabat-sahabat nabi tersebut terdiri dari 10 orang, mereka di beri penghargaan tersebut karena atas jasa jasa mereka dalam memperjuangkan agama islam yang sangat besar.
I.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Siapa sajakah yang termasuk 10
sahabat nabi yang Asratul Kiraam ?
2. Bagaimana perjuangan perjuangan 10
sahabat nabi dalam membela islam ?
I.3 METODE
PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan
dalam menyusun makalah ini adalah metode
deskriptif dengan teknik studi kepustakaan atau literatur yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dari buku referensi, penunjang, dan media lainnya
yang beredar seputar tema yang dibahas, dan juga mengambil sumber penunjang
dari internet.
I.4 TUJUAN
DAN MANFAAT
1. untuk mengetahui Siapa sajakah yang
termasuk 10 sahabat nabi yang Asratul Kiraam
2. Untuk mengetahui perjuangan
perjuangan 10 sahabat nabi dalam membela
islam
BAB
II
PEMBAHASAN
Setiap orang pasti ingin masuk surga. Namun, tidak
mudah untuk meraihnya. Tak cukup hanya mengaku sebagai Muslim, butuh ketaatan
dan pengorbanan
Lihatlah bagaimana sikap itu ditunjukkan oleh para
sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Tidak hanya harta, jiwa dan
raga pun rela mereka persembahkan untuk kejayaan Islam.
Dari sekian banyak sahabat Nabi, ada sepuluh sahabat
yang memperoleh jaminan surga (Asratul Kiraam).
Dan orang-orang yang
terdahulu lagi yang petama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin
dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho
kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan
bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (Qs At-Taubah : 100)
1.
Abu
Bakar As-Shiddiq ra.
Abu Bakar (lahir: 572 - wafat: 23 Agustus 634 / 21 Jumadil Akhir 13 H)
termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 sampai tahun 634 M.Lahir dengan
nama Abdullah bin Abi Quhafah , ia adalah satu diantara empat
khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi
petunjuk . .
Abu Bakar Ash-Shidiq Nama lengkapnya
adalah 'Abdullah ibn' Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin
Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi
'. Bertemu nasabnya dengan Nabi SAW pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin
Lu'ai. Dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin
Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari
kabilah bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah , istri Nabi
Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba
Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Nabi menjadi Abdullah (artinya 'hamba
Allah'). Nabi memberinya gelar Ash-Shiddiq(artinya 'yang berkata
benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra
Miraj yang
diceritakan oleh Nabi Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih
dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".
Abu Bakar dilahirkan di kota Mekkah dari keturunan Bani Tamim
(Attamimi), sub-suku bangsa Quraisy . Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah
seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta
dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.
Ketika Nabi Muhammad menikah
dengan Khadijah binti
Khuwailid, ia
pindah dan hidup bersama Abu Bakar. Saat itu Nabi Muhammad menjadi
tetangga Abu Bakar. Sama seperti rumah Khadijah, rumahnya juga bertingkat
dua dan mewah. Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama
lainnya. Mereka berdua berusia sama, pedagang dan ahli berdagang.
Dalam kitab
Hayatussahabah, disebutkan bahwa Dakwah Muhammad kepada
perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar masuk Islam setelah diajak oleh
Nabi. Abubakar kemudian mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin
Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Saad
bin Abi Waqas dan
beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza
tidak menerima Islam sebagai agama sehingga Abu Bakar
menceraikannya. Istrinya yang lain, Um Ruman, menjadi Muslimah. Juga
semua anaknya kecuali 'Abdur Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan 'Abdur
Rahman berpisah.
Sebagaimana yang juga dialami oleh
para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang
dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang
mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari
golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi
oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya.
Hal ini mendorong Abu Bakar
membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian
memberinya kemerdekaan.Ketika peristiwa Hijrah , saat Nabi Muhammad SAW
pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang
menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara
kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah
dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.
Tentang keperibadian Abu Bakar r.a.
Aisyah berkata, bahwa Abu Bakar adalah seorang pedagang, yang setiap hari pergi
ke pasar untuk melakukan jual beli. Dia mempunyai sekumpulan domba yang dia
urus sendiri dan terkadang menggembalakannya atau dia serahkan kepada orang
lain. Dia juga memerah air susunya untuk diberikan kepada orang-orang kampung.
Ketika dia sudah dibaiat sebagai khalifah, ada seorang gadis perempuan yang
berkata, "Tentunya sekarang dia tidak mau lagi memerah air susu untuk
diberikan kepada kami".
2.
Umar
bin Khatthab al-Faruq ra.
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau
lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 M-November 644 M)
adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang
juga adalah khalifah kedua
Islam ( 634M-644M). Umar
juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai
Khalifah yang diberi petunjuk ( Khulafaur Rasyidin ).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari
suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy ,
suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail
Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki
julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti
orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia
bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang
langka. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi
juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat
disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan
oleh kaumjahiliyah Mekkah saat itu, Umar juga
mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang
masih barbar.
‘Umar bin Khaththab RA adalah khalifah kedua. Ia
termasuk sahabat yang sangat dikasihi oleh Nabi. Sebelum masuk Islam, ia
dikenal sebagai sosok yang jago gulat dan gemar mabuk-mabukan. Seluruh penduduk
Makkah merasa takut kepadanya. ’Umar memeluk Islam setelah mendengar surat
Thoha yang dibacakan saudara perempuannya. Ia sangat keras dalam membela agama
Allah. Ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan
kaum Quraisy terhadap diri Nabi dan sahabat.
3.
Utsman
bin Affan Dzunnurain ra.
Utsman bin Affan (574 - 656 /12 Dzulhijjah 35 H; umur 81-82 tahun) adalah sahabat Nabi
Muhammad SAW yang
termasuk Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Utsman
adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi sangatlah dermawan. Ia juga berjasa dalam hal membukukan Al-Qur'an .
Ia adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 (umur 69-70 tahun) sampai 656 (selama 11-12 tahun). Selain
itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu.
Utsman bin Affan
adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya
dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak
bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang
berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman
telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu
Kaltsum.
Utsman bin Affan
lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama
ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan as-sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah Saw
sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum
muslimin.
Diriwayatkan
oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, Abu
Bakar masuk tapi
engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi
perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan
membetulkan pakaian, mengapa?' Rasulullah
menjawab, "Apakah aku
tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya”
4.
Ali
bin Abi Tholib Karramallahu Wajhahu
Ali bin Abi Thalib (lahir sekitar 13 Rajab 23 Pra Hijriah / 599 - wafat 21 Ramadhan 40 Hijriah / 661 ), adalah salah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga dari Nabi Muhammad. Ia adalah Khalifah terakhir dari Khulafaur Rasyidin. Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad, dan setelah menikah dengan Fatimah az-Zahra, ia menjadi menantu Nabi Muhammad SAW.
Ali dilahirkan
di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum
dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi atau 600 (perkiraan).
Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dilahirkan di dalam Ka'bah. Usia Ali terhadap Nabi Muhammad masih diperselisihkan hingga kini, sebagian riwayat
menyebut berbeda 25 tahun, ada yang berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan
32 tahun.
Ia bernama
asli Haydar bin Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW. Haydar yang berarti Singa adalah harapan
keluarga Abu Thalib untuk
memiliki penerus yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara
kalangan Quraisy Mekkah. Setelah mengetahui sepupu yang baru lahir diberi
nama Haydar, Nabi SAW memanggil dengan Ali yang
berarti Tinggi (derajat di sisi Allah). Ali dilahirkan dari ibu yang bernama Fatimah binti Asad, dimana Asad merupakan anak dari Hasyim,
sehingga menjadikan Ali, merupakan keturunan Hasyim dari
sisi bapak dan ibu.
Kelahiran Ali
bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi Nabi SAW karena beliau tidak
punya anak laki-laki. Uzur dan faqir nya keluarga Abu Thalib memberi kesempatan bagi Nabi SAW bersama istri
beliau Khadijah untuk mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. Hal ini
sekaligus untuk membalas jasa kepada Abu Thalib yang telah mengasuh Nabi sejak beliau kecil hingga
dewasa, sehingga sedari kecil Ali sudah bersama dengan Nabi Muhammad .
Ali Bin Abu Thalib
tumbuh menjadi anak yang cepat matang. Di wajahnya tampak jelas
kematangannya, yang juga menunjukkan kekuatan, dan ketegasan. Saat ia
menginjak usia pemuda, ia segera berperan penuh dalam dakwah Islam, tidak
seperti yang dilakukan oleh pemuda seusianya. Contoh yang paling jelas
adalah keikhlasannya untuk menjadi tameng Rasulullah Saw saat beliau hijrah,
dengan menempati tempat tidur beliau. Ia juga terlibat dalam peperangan
yang hebat, seperti dalam perang Al Ahzab, dia pula yang telah menembus benteng
Khaibar. Sehingga dia dijuluki sebagai pahlawan Islam yang pertama.
Ali bin Abu Thalib
adalah seorang dengan perawakan sedang, antara tinggi dan pendek, perutnya
agak menonjol, pundaknya lebar, kedua lengannya berotot, seakan
sedang mengendarai singa. lehernya berisi. bulu jenggotnya
lebat, matanya besar, wajahnya tampan. kulitnya agak
gelap, postur tubuhnya tegap dan proporsional, bangun tubuhnya kokoh,
seakan-akan dari baja.
Jika berjalan
seakan-akan sedang turun dari ketinggian, seperti berjalannya Rasulullah
Saw. Seperti dideskripsikan dalam kitab Usudul Ghaabah fi Ma'rifat
ash Shahabah: adalah Ali bin Abi Thalib bermata besar, berkulit gelap, berotot
kokoh, berbadan besar, berjenggot lebat, bertubuh agak pendek, sangat fasih
dalam berbicara, berani, pantang mundur, dermawan, pemaaf, lembut dalam
berbicara, dan halus perasaannya.
Jika ia dipanggil
untuk berduel dengan musuh di medan perang, ia segera maju tanpa gentar,
mengambil perlengkapan perangnya, dan menghunuskan pedangnya. Untuk
kemudian menjatuhkan musuhnya dalam beberapa langkah. Karena sesekor
singa, ketika ia maju untuk menerkam mangsanya, ia bergerak dengan cepat bagai
kilat, dan menyergap dengan tangkas, untuk kemudian membuat korban tak
berkutik.
Tadi adalah
sifat-sifat fisiknya. Sedangkan sifat-sifat kejiwaannya, maka ia adalah
sosok yang sempurna, penuh dengan kemuliaan. Keberaniannya menjadi perlambang
para kesatria pada masanya. Setiap kali ia menghadapi musuh di medan
perang, maka dapat dipastikan ia akan mengalahkannya. Seorang yang takwa tak
terkira, tidak mau masuk dalam hal yang syubhat, dan tidak pernah melalaikan syari'at.
5.
Abu
'Ubaidah bin Jarrah ra.
Rasulullah saw.
menjulukinya dengan seorang yang "Gagah dan Jujur ". Ia
adalah Abu 'Ubaidah, Amir bin Abdillah ibnul Jarrah ra. lahir
di Mekah, di sebuah rumah keluarga suku Quraisy terhormat. Nama lengkapnya
adalah Amir bin Abdullah bin Jarah yang dijuluki dengan Abu Ubaidah. Abu
Ubaidah adalah seorang yang berperawakan tinggi, kurus, berwibawa, bermuka
ceria, rendah diri dan sangat pemalu.Beliau termasuk orang yang berani ketika
dalam kesulitan, dia disenangi oleh semua orang yang melihatnya, siapa yang
mengikutinya akan merasa tenang.
Abu 'Ubaidah, Amir
bin Abdillah ibnul Jarrah masuk Islam melalui Abu Bakar Shiddiq di awal
mula kerasulan, yakni sebelum Rasulullah saw mengambil rumah Arqam sebagai
tempat da'wah. Ia ikut hijrah ke Habsy pada kali kedua. Ia kembali
pulang agar dapat mendampingi Rasulullah di perang Badar, perang Uhud, dan
pertempuran-pertempuran lainnya. Lalu sepeninggal Rasulullah,
dilanjutkannya gaya hidupnya sebagai seorang kuat yang dipercaya mendampingi
Abu Bakar dan kemudian Umar dalam pemerintahan masing-masing dengan
mengesampingkan dunia kemewahan dalam menghadapi tanggung jawab keagamaan, baik
dalam zuhud dan ketaqwaan, amanah dan keteguhan.
Ketika Abu 'Ubaidah
bai'at atau sumpah setia kepada Rasulullah saw akan membangkitkan hidupnya di
jalan Allah, ia menyadari sepenuhnya makna kata-kata yang tiga ini: berjuan
dijalan Allah, dan telah memiliki persiapan sempurna untuk menyerahkan
kepadanya apa saja yang dibutuhkan berupa darma bakti dan pengurbanan.
Semenjak ia
mengulurkan tangannya untuk bai'at kepada Rasulullah, ia tidak memperhatikan
kepentingan pribadi dan masa depannya. Seluruh kehidupannya dihabiskan
dalam mengemban amanat yang dititipkan Allah kepadanya dan dibaktikan pada
jalan-Nya demi mencapai keridhaan-Nya. Tidak ada suatu pun yang dikejar
untuk kepentingan dirinya pribadi, dan tidak satu keinginan atau kebencian pun
yang dapat menyelewengkannya dari jalan Allah itu.
Maka tatkala Abu
'Ubaidah telah menepati janji yang dilakukan oleh para sahabat lainnya, dilihat
pula oleh Rasulullah sikap jiwa dan tata cara kehidupannya yang menyebabkannya
layak untuk menerima gelar mulia yang diserahkan serta dihadiahkan Rauslullah
kepadanya, dengan sabdanya: "Orang kepercayaan ummat ini, Abu
'Ubaidah ibnul Jarrah."
6.
Abdurrahman
bin 'Auf ra.
Abdurahman bin 'Auf. Dialah saudagar yang
berhasil. Keberhasilan yang paling besar dan lebih sempurna. Dia
pulalah orang yang kaya raya. Kekayaan yang paling banyak dan melimpah
ruah. Dialah seorang Mu'min yang bijaksana yang tak sudi kehilangan bagian
keuntungan dunianya oleh karena keuntungan agamanya, dan tidak suka harta benda
kekayaannya meninggalkannya dari kafilah iman dan pahala surga. Maka dialah
yang membaktikan harta kekayaannya dengan kedermawanan dan pemberian yang tidak
terkira, dengan hati yang puas dan rela.
Ia masuk Islam sejak fajar menyingsing. Ia telah memasukinya di
saat-saat permulaan da'wah, yakni sebelum Rasulullah saw memasuki rumah Arqam
bin Abil Arqam dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan dengan para
shahabatnya orang-orang Mu'min.
Ia adalah salah seorang dari delapan orang yang pertama masuk
Islam. Abu Bakar datang kepadanya menyampaikan Islam, begitu juga kepada
Utsman bin 'Affan, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa'ad bin Abi
Waqqash. Maka tak ada persoalan yang tertutup untuk mereka, dan tak ada
keragu-raguan yang menjadi penghalang, bahkan mereka segera pergi bersama Abu
Bakar Shiddiq menemui Rasulullah saw menyatakan bai'at dan memikul bendera
Islam.
Dan semenjak keislamannya sampai berpulang menemui Tuhannya dalam umur 75
tahun, ia menjadi teladan yang cemerlang sebagai seorang mu'min yang
besar. Hal ini menyebabkan Nabi saw memasukkannya dalam sepuluh orang yang
telah diberi kabar gembira sebagai ahli surga.
Dan Umar ra mengangkatnya pula sebagai anggota kelompok musyawarah yang
berenam yang merupakan calon khalifah yang akan dipilih sebagai penggantinya,
seraya katanya, "Rasulullah wafat dalam keadaan ridha kepada
mereka!"
Segeralah Abdurrahman masuk Islam menyebabkannya menceritakan nasib malang
berupa penganiayaan dan penindasan dari Quraisy. Dan sewaktu Nabi saw,
memerintahkan para sahabatnya hijrah ke Habsyi, Abdurrahman Ibnu 'Auf ikut
berhijrah kemudian kembali lagi ke Mekah, lalu hijrah untuk kedua kalinya ke
Habsyi dan kemudian hijrah ke Madinah, ikut bertempur di perang Badar, Uhud dan
peperangan-peperangan lainnya.
Keberuntungannya dalam bisnis sampai suatu batas yang membangkitkan dirinya
pribadi ketakjuban dan keheranan, hingga katanya, "Sungguh, kulihat diriku,
seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya emas dan
perak!"
Bisnis untuk Abdurrahman bin 'Auf ra. bukan berarti
rakus, bukan pula suka menumpuk harta atau hidup mewah dan
riya. Malah itu adalah suatu amal dan tugas kewajiban yang keberhasilannya
akan menambah dekatnya jiwa kepada Allah dan berkorban di jalan-Nya.
Abdurrahman bin 'Auf seorang yang berwatak dinamis, kesenangannya dalam
amal yang mulia di mana juga adanya. Bila ia tidak sedang shalat di
mesjid, dan tidak sedang berjihad dalam mempertahankan agama tentulah ia sedang
mengurus bisnisnya yang berkembang pesat, kafilah-kafilahnya membawa ke Madinah
dari Mesir dan Syria barang-barang muatan yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh
jazirah Arab berupa pakaian dan makanan.
7.
Zubair
bin Awwam ra.
Zubair bin
Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdil Uzza bin Qushai bin
Kilab. Ibunya bernama Shafiyah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah
saw. Wanita ini telah menyatakan dirinya sebagai pemeluk agama
Islam.
Zubair bin Awwam
termasuk salah seorang dari 7 orang yang pertama masuk Islam. Beliau
memeluk agama Islam ketika dia masih berusia 8 tahun dan melakukan hijrah
ketika berusia 18 tahun. Berperawakan tinggi dan berkulit
putih. Namun ada juga yang mengatakan bahwa perawakan Zubair tidak
termasuk sangat tinggi dan juga tidak tergolong pendek dan bukan termasuk orang
yang berbadan gemuk. Ada yang mengatakan bahwa warna kulitnya sawo matang,
memiliki banyak bulu tubuh, dan kedua pipinya tidak penuh terisi daging.
Ketika pamannya
Naufal bin Khuwailid mengetahui perihal Zubair telah masuk Islam, beliau sangat
marah dan berusaha menyiksanya, pernah beliau dimasukkan dalam karung tikar,
kemudian dibakar, dan dia berkata kepadanya, "Lepaskan dirimu dari
Tuhan Muhammad, maka saya akan melepaskan dirimu dari api ini." Namun
Zubair menolaknya dan berkata kepadanya,"Tidak, demi Allah saya tidak akan
kembali kepada kekufuran selamanya."
Suatu hari beliau
mendengar isu yang mengabarkan bahwa Nabi Muhammad saw telah meninggal, maka
dia keluar menuju jalan-jalan di Mekkah sambil menghunuskan pedangnya, dan
memecah barisan manusia, lalu pergi mencari kepastian dari isu ini dan berjanji
jika isu itu benar dia akan membunuh orang yang telah membunuh Rasulullah saw,
akhirnya beliau bertemu dengan Rasulullah saw di utara Mekkah, maka saat itu
Rasulullah saw berkata kepadanya, "Ada apakah engkau
gerangan?" dia berkata, "Saya mendengar kabar bahwa engkau
telah terbunuh," Nabi berkata kepadanya, "Lalu apa yang akan
engkau lakukan?" dia berkata, "Saya akan membunuh orang
yang telah membunuhmu." Setelah mendengar hal tersebut beliaupun
bergembira dan mendoakannya dengan kebaikan dan pedanganya dengan kemenangan.
Zubair merupakan
orang yang pertama menghunuskan pedangnya di jalan Allah, Ia pernah ikut
berhijrah ke Habasyah bersama orang-orang hijrah dari kaum muslimin, dan beliau
tetap tinggal disana hingga Rasulullah saw mengijinkannya untuk kembali ke
Madinah. Beliau selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah saw,
setelah perang Uhud dan orang-orang Quraisy kembali ke Mekah, Rasulullah saw
mengirim 70 orang sahabat untuk mendampingi dirinya, termasuk di
dalamnya Abu Bakar As-Siddiq dan Zubair bin Awwam.
8.
Sa'ad
bin Abi Waqqash ra.
Malam telah larut, ketika seorang
pemuda bernama Sa'ad bin Abi Waqqash terbangun dari tidurnya. Baru saja ia
bermimpi yang sangat mencemaskan. Ia merasa terbenam dalam kegelapan,
kerongkongannya terasa sesak, nafasnya terengah-engah, keringatnya bercucuran,
keadaan sekelilingnya gelap-gulita. Dalam kondisi yang demikian dahsyat
itu, tiba-tiba dia melihat seberkas cahaya dari langit yang
terang-benderang. Maka dalam sekejap, berubahlah dunia yang gelap-gulita menjadi
terang benderang dengan cahaya tadi. Cahaya itu menyinari seluruh rumah
penjuru bumi. Bersamaan dengan sinar yang cemerlang itu, Sa'ad bin Abi
Waqqash melihat tiga orang pria, yang setelah diamati tidak lain
adalah Ali bin Abi Thalib , Abu Bakar bin Abi Quhafah dan Zaid bin Haritsah .
Sejak ia bermimpi yang demikian itu,
mata Sa'ad bin Abi Waqqash tidak mau terpejam lagi. Kini Sa'ad bin Abi Waqqash
duduk merenung untuk memikirkan arti mimpi yang baginya sangat
aneh. Sampai sinar matahari mulai meninggi, rahasia mimpi yang aneh
tersebut masih belum terjawab. Hatinya kini bertanya-tanya, berita apakah
gerangan yang hendak saya peroleh. Seperti biasa, di waktu pagi, Sa'ad dan
ibunya selalu makan bersama-sama.
Dalam menghadapi hidangan pagi ini,
Sa'ad lebih banyak berdiam diri. Sa'ad adalah seorang pemuda yang sangat
patuh dan taat kepada ibunya. Namun, mimpi semalam dirahasiakannya, tidak
diceritakan kepada ibu yang sangat dicintai dan dihormatinya. Sedemikian dalam
sayangnya Sa'ad pada ibunya, sehingga seolah-olah cinta Sa'ad hanya untuk
ibunya yang telah memelihara dirinya sejak kecil sampai dewasa dengan penuh
kelembutan dan berbagai pengorbanan.
Pekerjaan Sa'ad adalah membuat tombak
dan lembing yang diruncingkan untuk dijual kepada pemuda-pemuda Makkah yang
senang berburu, meskipun ibunya terkadang melarangnya melakukan usaha
ini. Ibu Sa'ad yang bernama Hamnah binti Suyan
bin Abu Umayyah adalah
seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik
dan anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan
memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek
moyangnya, yaitu penyembah berhala.
Sa’ad bin Abi Waqqas memeluk Islam saat berusia 17
tahun. Ia sangat mahir menunggang kuda dan memanah. Jika ia memanah musuh dalam
sebuah peperangan pastilah tepat sasaran. Hampir seluruh peperangan ia ikuti.
Saat awal memeluk Islam, ibunya mengancam mogok makan dan minum. Dengan
harapan, Sa’ad kembali ke ajaran nenek moyang. Namun, hampir sang ibu menemui
ajal, ancaman itu dihiraukannya. Ia tidak menjual keyakinannya dengan apa pun,
nyawa ibunya sekalipun. Saat periode Khalifah Umar bin Khattab, Sa’ad diangkat
sebagai gubernur militer di Iraq yang bertugas mengatur pemerintahan dan
sebagai panglima tentara. Sa’ad wafat pada usia 70 tahun (55H atau 675M). Ia
dimakamkan ditanah Baqi’
9.
Abu Ubaidillah Bin
Jarrah
Rasulullah pernah memberikan pernyataan tentang Abu
‘Ubaidah. “Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan
sesungguhnya kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah,” begitu kata Rasulullah.
Abu Ubaidah orang yang amanah dan jujur dalam berperilaku. Abu Ubaidah masuk
Islam melalui perantara Abu Bakar As-Shiddiq diawal kerasulan Muhammad. Ia
beberapa kali dipercaya Rasul memimpin peperangan. Ia wafat pada tahun 18H atau
639M.
10. Sa’id bin Zaid ra.
Sa’id adalah di
antara sahabat yang beruntung. Dia masuk Islam bersama-sama istrinya, Fathimah
binti Al-Khaththab, adik perempuan ‘Umar bin Khaththab. Sa’id membaktikan
segenap daya dan tenaganya untuk berkhidmat kepada Islam. Ketika memeluk Islam
usianya belum genap 20 tahun. Sa’id turut berperang bersama Rasulullah dalam
setiap peperangan. Ia juga turut bersama kaum muslimin mencabut singgasana
Kisra Persia. Sa’id pernah diperintahkan Rasulullah untuk memata-matai
aktivitas musuh. Ia wafat dalam usia 70 tahun (51H atau 671M), dan dimakamkan
di Baqi’, Madinah.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Selain rasulullah Muhammad SAW yang
menjadi suri tauladan kita selaku umat islam, sebainya kita juga harus
mencontoh sikap sikap yang dimiliki oleh para sahabat rasulullah Muhammad SAW.
ke 10 sahabat nabi tersebut mencapai
hal dan penghargaan tersebut tidaklah gampang, mereka meraih hal tersebut
dengan proses dan tantangan serta cobaan yang begitu banyak dan berat
2. SARAN
Untuk memperlancar pembuatan laporan maka disarankan untuk
mencari referensi sebanyak mungkin baik
dari buku maupun dari literatur lainnya sepert jurnal dan pencarian melalui
internet.
DAFTAR PUSTAKA
1 komentar:
barakallah...
Posting Komentar