BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Biologi
merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam kehidupan
sehari-hari biologi mengambil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita
mempelajari biologi khususnya tentang sel. Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi sebagaimana atom bagi
ilmu kimia. Seluruh organisme terdiri dari sel dalam hirarki organisasi
biologis, sel ini merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup. Ini dikarenakan sel-sel tersebut membentuk kesatuan untuk membetuk
kehidupan. Kita bisa lihat bahwa alam semesta ini begitu luas, namun
apabila kita selidiki lebih dalam lagi ternyata terdapat kehidupan yang lebih
kecil dan lebih sederhana dari yang kita bayangkan.
Dari masa ke masa dilakukan penelitian dan penemuan tentang sel. Dimulai
dari penemuan Robert Hook dengan sel gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang
pun masih dilakukan penelitian bahkan sudah mencapai tahap materi genetic.
Selain itu, terdapat beragam kehidupan
yang berwujud sebagai organisme bersel tunggal (uniseluler). Organisme bersel
kompleks (multiseluler), termasuk tumbuhan dan hewan bersifat multiseluler;
tubuhnya merupakan kerjasama dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang tidak
akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Meski demikian, ketika sel ini disusun menjadi
tingkat organisasi yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ, sel dapat
dipisahkan sebagai unit dasar dari struktur dan fungsi organisme.
Sel sebagai kesatuan struktural berarti makhluk
hidup terdiri atas sel-sel. Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut
makhluk hidup bersel tunggal/uniseluler dan makhluk hidup yang terdiri dari
banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler..
Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh
fungsi kehidupan/ aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi,
iritabilitas, digestivus, ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup bersel
tunggal dan bersel banyak berlangsung di dalam tubuh yang dilakukan oleh sel.
Perlunya diadakan pembelajaran dan kajian
mendasar serta berlanjut pada pengkajian yang lebih khusus untuk persoalan
Biologi Umum dan salah satu aspek terpentingnya yaitu sel. Makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pemain akademik untuk menambah wawasan serta gairah dalam
mempelajari Biologi Umum secara berkesinambungan.
2. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah sejarah penemuan sel?
2. Apakah definisi dari sel?
3. Apa saja bagian-bagian yang terdapat dalam sel
dan fungsinya?
4. Apa
perbedaan sel prokariotik dan eukarioik?
5. Apa perbedaan sel hewan dangan sel tumbuhan?
6. Apa yang dimaksud dengan virus?
7. Apa
saja jaringan dan organ pada makhluk hidup dan peranannya?
3.
METODE
PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam
menyusun makalah ini adalah metode
deskriptif dengan
teknik studi kepustakaan atau literatur yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku referensi, penunjang, dan
media lainnya yang beredar seputar tema yang dibahas, dan juga mengambil sumber
penunjang dari internet.
4.
TUJUAN
DAN MANFAAT
1. Mengetahui sejarah penemuan sel dalam dunia
Biologi.
2. Mengetahui definisi sel.
3. Menemukan bagian-bagian apa saja yang terdapat
dalam sel dan fungsinya.
4. Mengetahui perbedaan antara sel prokariotik dan
eukarotik
5. Mengetahui perbedaan antara sel hewan dengan
sel tumbuhan.
6. Mengetahui apa yang dimaksud dengan
virus
7. Mengetahui
segala jaringan dan organ yang terdapat pada makhluk hidup dan peranannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEL
1. PERKEMBANGAN TEORI-TEORI SEL
Pada tahun 1665,
Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Dalam pengamatannya, ia
menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal. Robert Hooke
menyebut ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya sel. Sel
yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati.
Seorang ahli mikroskop Belanda bernama Antonie van
Leeuwenhoek (1632-1723) merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal.
Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan
organisme yang bergerak-gerak di dalam air. Yang kemudian disebut bakteri.
Antonie van Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.
Perkembangan
penelitian tentang penemuan pada sel mendorong berkembangnya persepsi tentang
sel. Dari sinilah kemudian lahir teori-teori tentang sel. Beberapa teori
tentang sel yang dikemukakan diantaranya sebagai berikut.
a.
Sel merupakan
kesatuan atau unit struktural makhluk hidup
Sel merupakan kesatuan atau unit struktural makhluk hidup,
teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor Schwan
(1810–1882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan Jerman, mengadakan
pengamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang
bersamaan Theodor Schwan melakukan pengamatan terhadap sel hewan. Dari hasil
pengamatan tentang sel ini, mereka menarik kesimpulan sebagai berikut.
1)
Tiap makhluk hidup terdiri dari sel
2)
Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup
3)
Organisme ber-sel tunggal terdiri dari sebuah sel,
organisme lain yang tersusun lebih dari satu sel disebut organisme ber-sel
banyak
b.
Sel sebagai unit
fungsional makhluk hidup
Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar
fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga
merupakan bagian penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan.
Berdasarkan hal ini muncullah teori tentang sel yang menyatakan bahwa sel
merupakan kesatuan fungsional kehidupan.
c. Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk
hidup
Rudolph Virchow (1821–1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae
(semua sel berasal dari sel sebelumnya). Sehingga dapat dikatakan bahwa sel
adalah unit pertumbuhan makhluk hidup.
d. Sel sebagai unit hereditas makhluk
hidup
Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan
sifat yang terdapat dalam inti sel atau nukleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat gen yang merupakan unit pembawa sifat.
Melalui penemuan ini muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup.
Penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori mengenai sel sebagai
berikut.
1)
Robert Brown (1812), Biolog Skotlandia, menemukan benda
kecil terapung dalam cairan sel yang ia sebut nukleus. Nukleus sendiri
merupakan inti dari sel.
2)
Felix Durjadin
(1835), beranggapan bahwa bagian terpenting sel adalah cairan sel yang sekarang
disebut protoplasma. Protoplasma sendiri merupakan bagian hidup dari sel yang
dikelilingi oleh membran sel.
3)
Johanes Purkinye (1787–1869), orang pertama yang mengajukan
istilah protoplasma yang merupakan bagian dari sel untuk menamai bahan
embrional sel telur.
Dalam ilmu biologi, sel merupakan kumpulan dari materi paling sederhana
dengan ukuran kecil yg dapat hidup & merupakan unit penyusun dari semua
makhluk hidup. Sel dapat melakukan semua aktivitas kehidupan & sebagian
besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau biasanya disebut juga
organisme uniseluler ( sel tunggal), sebagai contoh misalnya bakteri &
amoeba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, & manusia,
merupakan organisme multiseluler (multi sel dimana multi berarti banyak) yang
terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.
Sel pada tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun,
seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya
seperti pada tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya,
sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah
dibuahi.
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma,
sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap
tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan
& mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki
susunan struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang
nantinya akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia didalam sel
tersebut.
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yg secara
struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini
dibedakan berdasarkan posisi dari DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada
eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau sebuah inti
sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus atau inti sel. Hanya pada
bakteri & arkea yang memiliki sel prokariotik, sementara protista,
tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki hanya memiliki sel eukariotik..
Diferensiasi pada sel menciptakan keberagaman dari jenis sel yang
muncul selama perkembangan suatu organisme multiseluler dari sebuah sel telur yang
sudah dibuahi. Misalnya pada mamalia yang berasal dari sebuah sel berkembang
menjadi suatu organisme dengan ratusan jenis sel berbeda seperti otot, saraf,
& kulit. Sel-sel dalam embrio yang sedang berkembang melakukan pensinyalan
sel yang memengaruhi ekspresi gen sel & menyebabkan diferensiasi tersebut.
2.
PENGERTIAN DAN KONSEP TENTANG SEL
Seperti yang
kita ketahui, istilah sel pertama kali dipakai oleh Robert Hooke, kirakira 300
tahun yang lalu, untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada
waktu ia mengamati gabus dan bahan tumbuhan laign di bawah mikroskop. Kemudian,
tahun 1839, fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat
hidup dari sel. Istilah protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi
dan fisik yang jelas, tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang
terorganisasi dalam sel.
"Sel
merupakan unit dasar terkecil dari struktur dan fungsi dalam kehidupan
organisme atau makhluk hidup."
Sel merupakan
unit terkecil organisme yang dapat melaksanakan fungsi hidup sendiri dan
berreplikasi atau memperbanyak diri. Sel merupakan penyusun tubuh organisme.
Berdasarkan jumlah sel yang dimiliki makhluk hidup, organisme dibedakan menjadi
dua tingkatan, yaitu organisme unisel dan organisme multisel.
Ada beberapa
makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Meskipun hanya terdiri
atas satu sel, makhluk hidup tersebut dapat melakukan semua fungsi kehidupan.
Organisme ini juga mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup, misalnya makan,
tumbuh, dan respons terhadap rangsangan. Selain makhluk hidup bersel satu,
terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sel.
Masing-masing selnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbedabeda. Hal ini
menunjukkan bahwa sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari
kehidupan.
Pada organisme
unisel, tubuhnya terdiri atas satu sel sehingga seluruh kegiatan hidupnya
dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Contohnya, Amoeba, Paramecium dan Bakteri.
Pada organisme multisel, tubuhnya tersusun atas banyak sel yang memiliki fungsi
masing-masing.
3.
STRUKTUR DASAR SEL
Secara anatomis sel dapat dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu membran plasma, sitoplasma dan organel sel serta inti sel (nukleus).
a. Membran Plasma
Membran
sel (cell membrane, plasma membrane,
plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel
berupa lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel
dengan lingkungan di luar sel. Terutama untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.
Membran plasma tersusun dari lipid bilayer, yaitu
lapisan fosfolipid dengan protein yang menempel atau terbenam di antara lapisan
tersebut.
Fosfolipid pada membran sel memiliki kepala yang
polar (hidrofilik) dan dua ekor non polar (hidrofobik). Fosfolipid-fosfolipid
ini tersusun dalam barisan dengan posisi kedua ekor saling berhadapan, sehingga
daerah non polar membentuk region hidrofobik di antara kepala hidrofilik yang
terletak di sebelah dalam dan luar permukaan membran. Keragaman protein yang
ditemukan di antara membran bertanggung jawab untuk sebagian besar aktivitas
membran.
Kolesterol merupakan komponen penting lain dari
membran sel yang terbenam di dalam daerah hidrofobik di dalam regio ekor.
Sebagian besar membran sel bakteri tidak mengandung kolesterol. Kolesterol
menyebabkan fleksibilitas membran sel.
Protein, terbenam pada lapisan dalam, meskipun lebih
banyak daerah hidrofilik dari protein tersebut ‘keluar’ ke dalam interior sel
sama halnya dengan luar sel. Fungsi protein ini adalah sebagai gerbang yang
akan menyebabkan molekul-molekul tertentu masuk maupun keluar sel dengan bergerak
melewati daerah terbuka dari saluran protein. Protein integral ini kadang
disebut protein gerbang. Permukaan luar dari membran kaya akan glikolipid, yang
mempunyai ekor hidrofobik yang terbenam pada daerah hidrofobik dari membran dan
kepalanya muncul keluar sel. Mereka bersama dengan karbohidrat terikat pada
protein integral, dan berperan dalam pengenalan, semacam sistem identifikasi
seluler.
b. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel
atau nukleus adalah organel yang
ditemukan pada sel eukariota. Organel ini mengandung sebagian besar materi
genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom
bersama dengan beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah
yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen
tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain
itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan
sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur
kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
c. Sitoplasma dan
Organel Sel
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel.Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol
yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi
ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak
reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau
inti sel. Organel sel adalah
benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup
(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan). Organel Sel tersebut antara lain :
I.
Retikulum
Endoplasma (RE)
Retikulum Endoplasma (RE) Memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.
Kantung ini disebut cisternae. RE merupakan labirin membran yang sangat banyak
sehingga meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.
Fungsi RE bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada RE kasar dan RE halus. RE
kasar ditempeli ribosom dan berfungsi untuk sintesis protein. Sedangkan RE
halus tidak ditempeli ribosom dan berfungsi untuk sintesis lemak. Selain itu RE
juga berfungsi sebagai alat transportasi molekul-molekul dari sel satu ke sel
lain.
II.
Ribosom
Ribosom
adalah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis
protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom
(rRNA) dan 35% protein ribosom (RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk
membentuk rantai polipeptida menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada
proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau
terikat pada RE kasar, atau pada membran inti sel.
III.
Mitokondria
Mitokondria adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup, selain fungsi selular lain,
seperti metabolisme
asam lemak, biosintesis pirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal
selular dan
penghasil energi berupa adenosina trifosfat pada lintasan katabolisme.
Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran dalam.
Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut
dengan cristae. Di dalam mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks,
dimana beberapa mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria
dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
IV.
Lisosom
adalah
organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk
mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan
pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki
40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH
5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
V.
Badan
Golgi
Badan Golgi (aparatus Golgi, kompleks
Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel
eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi
ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi,
sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada
tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan
Italia yang bernama Camillo Golgi.
VI.
Sentriol/Sentrosom
Sentriol merupakan perkembangan dari sentrosom, yaitu pusat
sel, daerah dari sitoplasma yang dekat dengan nukleus. Sentriol berupa kumpulan
mikrotubulus strukturnya berbentuk bintang yang berperan sebagai kutub-kutub
pembelahan sel secara mitosis atau meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron. Dari sentriol memancar benang-benang
gelendong pembelahan sehingga kromosom akan terjerat pada benang tersebut.
Melalui benang gelendong inilah nantinya tiap-tiap kromosomberjalan menuju
kutub masing-masing.
VII.
Plastida
Plastida
adalah organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Organel ini hanya
terdapat pada sel tumbuhan. Dikenal tiga jenis plastida yaitu:
1). Leukoplas, berwarna putih berfungsi sebagai
penyimpan makanan, terdiri dari Amiloplas (untuk menyimpan amilum), Elaioplas
atau Lipidoplas (untuk menyimpan lemak/minyak) dan Proteoplas
(untuk menyimpan protein).
2). Kloroplas adalah plastida berwarna hijau.
Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
3). Kromoplas, yaitu plastida yang mengandung pigmen,
misalnya, Fikosianin (biru), Fikoeritrin (merah), Karoten (keemasan), Xantofil
(kuning), Fukosatin (pirang).
Membran dalam melingkupi matriks yang dinamakan stroma.
Membran dalam ini terlipat berpasangan yang disebut lamela. Secara berkala lamella
ini membesar sehingga membentuk gelembung pipih terbungkus membran dan
dinamakan tilakoid. Struktur ini tersusun dalam tumpukan mirip koin. Tumpikan
tilakoid dinamakan grana.
VIII.
Vakuola
Vakuola Adalah ruang dalam sel yang berisi cairan. Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di
dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. Bagi
tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme
pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi
zat-zat terlarut di dalamnya.
IX.
Peroksisom
dan Glioksisom
Peroksisom berperan dalam oksidasi
substrat menghasilkan H2O2 yang selanjutnya dipecah menjadi H2O + O2. Selain
itu, juga berperan dalam mengubah lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin
dalam sel. Organel ini banyak mengadung enzim oksidase dan katalase. Sedangkan
glioksisom berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat terjadinya siklus
glioksilat.
4.
STRUKTUR SEL PROKARIOTIK (tdk ada
membran inti):
Ø
Sel prokariotik merupakan
tipe sel yang tidak memiliki sistem endomembran sehingga sel tipe ini memiliki
materi inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran (membran dalam inti
sel), tidak memiliki organel yang dibatasi oleh sistem
membran. tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi punya struktur
yang berfungsi sama yaitu mesosom dan kromatofor.
Contoh: bakteri dan
ganggang biru.
ØMempunyai membran plasma, nukleoid (berupa DNA & RNA),
dan sitoplasma yang mengandung ribosom.
Bagian-bagian dari sel prokariotik (Escherichia coli):
a. Dinding sel:
à struktur: tersusun atas:
- polisakarida;
- lemak;
- protein.
à fungsi: - sebagai pelindung;
- pemberi bentuk tetap;
- terdapat pori-pori sebagai jalan keluar
masuknya molekul-molekul.
b. Membran plasma:
à struktur: tersusun atas molekul lemak dan protein.
à fungsi: - sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan
sekitar;
à mengatur lalu lintas molekul dan
ion-ion dari dan kedalam tubuh.
c. Sitoplasma:
à struktur: tersusun atas air, protein,
lemak, mineral, dan enzim-enzim.
à fungsi: Enzim, digunakan untuk
mencerna makanan ekstraseluler dan melakukan metabolisme sel.
d. Mesosom:
à
struktur: terdapat pada membran plasma yang melekuk ke
dalam membentuk organel
à
fungsi: - sebagai penghasil energi
- terdapat enzim-enzim pernafasan yang berperan
dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk menghasilkan energi
e.
Ribosom: à
tempat berlangsungnya sintesis protein.
f.
DNA (Asam deoksiribonukleat) à deoxyribonucleic acid.
à strukur: merupakan persenyawaan atas
gula deoksiribosa, fosfat dan basa-basa Nitrogen.
à fungsi: - sebagai pembawa informasi genetik yang merupakan sifat-sifat yang akan
diwariskan pada keturunannya.
g.
RNA (Asam ribonukleat) à ribonucleic acid.
à struktur: merupakan hasil transkripsi (hasil cetakan, hasil
kopian) DNA.
à fungsi: - membawa kode-kode genetik sesuai dengan pesanan DNA.
5.
STRUKTUR SEL EUKARIOTIK
Struktur Sel Eukariotik (memiliki
membran inti):
Ø
sel eukariotik
merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran. Pada sel eukariotik, inti
tampak jelas karena dibatasi oleh sistem membran.
Ø
Memiliki organel-organel bermembran seperti
retikulum endoplasma, kompleks golgi, mikondria, dan lisosom.
a. Membran plasma:
à Tersusun
dari: molekul lemak (2 lapis; terdapat di bagian tengah membran) dan
protein (luar: protein perifer (protein tepi) yang menyusun tepi luar & dalam
membran; selain itu ada protein yang menembus ke dalam 2 lapisan lemak (disebut
protein integral).
à Fungsinya:
·
sangat penting untuk menjaga kehidupan sel.
·
Melindungi isi sel (mempertahankan isi sel);
·
Mengatur keluar masuknya molekul-molekul; (bersifat
semipermeabel / selektif permeabel;
berarti hanya zat-zat tertentu yang dapat melewati membran)
·
Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar
sel dimana bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah glikoprotein;
rangsang kimia, misal: hormon, racun, listrik, mekanik.
b.Sitoplasma: plasma sel
à Merupakan:
cairan yang berada dalam sel selain nukleoplasma (plasma inti). Cairannya
disebut sitosol, padatannya berupa organel-organel. Organel-organel tersebut memiliki struktur dan
fungsi masing-masing yang khas yang membentuk satu kesatuan untuk mendukung
aktivitas sel. Sitosol tersusun atas: air, protein, asam amino, vitamin,
nukleotida, asam lemak, gula, & ion-ion. Sitosol juga biasa disebut dengan
matriks sitoplasma. Padatan sitoplasma terdiri dari organel-organel: yaitu:
ribosom, mitokondria, & kompleks golgi. Mempunyai sifat fisik berubah-ubah
karena mengandung protein. Dapat berupa fase sol (cair) & fase
gel (gelatin, padat) hal tersebut tergantung kondisi sel.
à Fungsi
Sitoplasma:
·
sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yg
penting bagi metabolisme sel (enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein);
·
Tempat terjadinya pembongkaran & penyusunan
zat-zat melalui reaksi-reaksi kimia. Contoh: Pembentukan energi, sintesis asam
lemak, asam amino, protein, dan nukleotida. Sitoplasma selalu “mengalir” agar
metabolisme berjalan dengan baik.
c. Nukleus: organel terbesar yang
berada di dalam sel.
Terletak di tengah sel & berbentuk
bulat/oval. Kromosom tersusun atas protein & DNA (berfungsi untuk
menyampaikan informasi genetik dan sintesis protein).
v
Fungsi:
-
sebagai pengendali seluruh kegiatan sel
-
pengatur pembelahan sel
-
pembawa informasi genetik (DNA) yang mewariskan
sifat-sifat melalui pembelahan sel.
v
Nukleus terdiri atas:
- Membran Nukleus, à membran
luar & dalam
Membran luar langsung berhubungan dengan
RE, dan akhirnya ke membran sel.
- Nukleoplasma,
Disebut juga matriks nukleus (tersusun
atas air, protein, ion, enzim, & asam inti) bersifat gel. Di dalamnya
terdapat benang-benang kromatin (benang penyerap warna), pada saat proses
mitosis maka benang kromatin tersebut tampak memendek dan disebut kromosom
(tersusun atas protein dan DNA). Lalu DNA akan mentranskripsi diri menjadi RNA
lalu dikeluarkan ke sitoplasma.
- Nukleolus.
Disebut juga anak inti, terbentuk pada
saat terjadi proses trankripsi di dalam nukleus. Jadi, nucleolus bukan
organel tetap, melainkan suatu tanda bahwa sel sedang melakukan transkripsi
d. Sentriol:
à Dapat
dilihat ketika sel mengadakan pembelahan; pada fase tertentu dalam hidupnya
sentriol memiliki silia/flagela dan hanya ditemui pada sel hewan.
à Cara
pembelahan sel: sentriol terletak tegak lurus antar sesamanya, dekat nukleus;
pada pembuluh motosis sentriol terbagi menjadi dua, tiap-tiap bagian
menunjukkan kutub sel; maka terbentuklah benang-benang spindel yang
menghubungkan kedua kutub & berfungsi “menarik” kromosom menuju kutub
masing-masing.
e. Retikulum Endoplasma:
à Letaknya:
memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma); maka disebut Retikulum
Endoplasma (RE); hanya pada sel eukariotik.
à
Macam-macam Retikulum Endoplasma:
I.
RE kasar; à berhadapan dengan sitoplasma dan
ditempeli ribosom (maka tampak berbintil-bintil);
II.
RE halus; àtidak mengandung ribosom
à Fungsi
RE:
-
menampung protein yang dihasilkan oleh ribosom
(masuk ke dalam rongga RE) untuk disalurkan pada kompleks golgi dan berakhir
pada sel (RE KASAR);
-
mensintesis lemak dan kolesterol);
-
Menetralkan racun (detoksifikasi);
-
Transportasi molekul2 dari bagian yang satu ke
bagian yang lainnya
f. Ribosom:
à
Ribosom merupakan komponen penting di dalam
sel. Ukurannya berkisar 20-25 nm.
à
tersusun atas: RNA-ribosom dan protein;
tdk punya membran; ribosom tidak punya membran.
à
Menurut bentuknya: maka ada ribosom
terdiri dari unit besar dan unit kecil.
à
Ribosom disintesis oleh nukleolus.
g. Badan Golgi:
à pada
sel tumbuhan disebut diktiosom. Badan Golgi merupakan organel polimorfik,
tersusun atas membran berbentuk kantong pipih, berupa pembuluh,
gelembung kecil, atau bentukan seperti mangkok.
à
Cara kerja badan golgi: RE menampung dan
menyalurkan protein ke badan golgi, badan golgi mereaksikan protein itu dengan
glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk dibawa ke luar sel.
à
Fungsi Golgi:
- menambah glioksilat
pada protein;
- sebagai organel
sekretori;
- mensintesis
(membentuk) glikopida;
- membentuk dinding sel
tumbuhan;
- membentuk lisosom.
h. Lisosom:
(lyso =
pencernaan; soma = tubuh) merupakan membran yg berbentuk kantong
kecil yg berisi enzim hidrolitik (hidrolase) yang disebut lisozim; yang
berfungsi untuk pencernaan intra sel (mencerna zat-zat yang masuk ke dalam
sel). Lisosom
terdapat pada sel hewan, bentuknya seperti bola dan ukuran diameternya kurang
lebih 500nm.
1. Pembentukan
Lisosom:
Ø
Enzim Lisosom / protein yang diproduksi
oleh ribosom masuk ke RE lalu enzim dimasukkan ke dalam membran lalu
dikeluarkan ke sitoplasma lalu menjadi lisosom;
Ø
Selain itu ada yang enzim dimasukkan ke Golgi
lalu dibungkus membran lalu dilepaskan di dalam sitoplasma.
2. Proses
pencernaan oleh lisosom:
Contoh: sel menelan benda asing berupa
bakteri secara fagositosis kemudian bakteri dimasukkan ke dalam vakuola lalu
didatangi lisosom, setelah membran lisosom & membran vakuola bersinggungan membran
tersebut bersatu lalu enzim dari lisosom masuk ke vakuola dan mencerna bakteri.
Enzim lisosom tdk aktif mencerna jika membran lisosom
pecah, jika membran pecah maka enzim lisosom akan keluar dari membran &
mencerna sel itu sendiri.
i. Badan Mikro:
Terdiri
atas :
1.
Peroksisom (dikandung banyak pada
sel-sel yang banyak melakukan respirasi;
Contoh: Sel
hati, ginjal, otot
mengandung
enzim katalase, menguraikan hidrogen peroksida yang bersifat racun (H2O2)
menjadi oksigen & air. Dan berperan dalam metabolisme lemak &
fotorespirasi.
2. Glioksisom hanya pada sel tumbuhan; terutama pada jaringan yg
mengandung lemak, seperti biji-bijian berlemak, menghasilkan enzim katalase dan
oksidase yg berperan dalam proses metabolisme lemak, mengubah lemak menjadi
gula. Menghasilkan energi yang diperlukan untuk perkecambahan biji.
j.
Mitokondria:
Ø
Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP)
karena berfungsi untuk respirasi. Secara umum mitokondria berbentuk butiranatau
benang dan bersifat plastis (mudah berubah)
Ø
Mitokondria berkembang biak dengan membelah diri
dari mitokondria sebelumnya (pembelahan pada bakteri). Memiliki dua membran:
membran luar & dalam. Dimana membran luar mirip dengan membran plasma. Pada
membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam membentuk krista (membuat
permukaan membran semakin luas sehingga proses respirasi menjadi semakin
efektif) hal tersebut terjadi dalam membran dalam mitokondria dan matriks
(tersusun atas air, protein, enzim respirasi, garam, DNA & ion-ion).
Ø
Reaksi Respirasi yang terjadi :
- reaksi dekarboksilasi oksidatif;
- daur Krebs;
- transfer elektron.
k. Mikrotubulus & Mikrofilamen:
Ø
Mikrotubulus: pada
gelendong sel; berupa benang-benang spindel yg menghubungkan dua kutub sel pada
waktu pembelahan (gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing
dikendalikan oleh mikrotubulus.) Selain itu berguna pula untuk penyusun
sentriol, flagela, & silia. Atau secara umum dapat disimpulkan berguna pada
pergerakan sel.
Ø
Mikrofilamen: merupakan
benang-benang halus, tipis, dan memanjang. Memiliki dua protein yaitu aktin dan
myosin yang banyak terdapat pada sel-sel otot dan membentuk rangka dalam pada
sel.
Contoh:
v menyebabkan kontraksi pada sel-sel
otot; tetapi apabila aktin dan miosin saling menjauh maka akan terjadi
relaksasi;
v
Amoeba:
berperan dalam pembentukan pseudopoda, gerakan sel, gerakan sitoplasma,
pembelahan sel yaitu terbelahnya sel menjadi 2 sel anak karena ditarik
mikrofilamen yg menghubungkan membran.
6. PERBEDAAN SEL TUMBUHAN DAN HEWAN
Tabel Pembeda Sel Tumbuhan & Sel Hewan:
No.
|
Bagian
sel
|
Sel
Tumbuhan
|
Sel
Hewan
|
1.
|
Dinding
sel
|
ada
|
Tidak
ada
|
2.
|
Membran
plasma
|
ada
|
Tidak
ada
|
3.
|
Organel
sel
|
|
|
|
a.
nukleus
|
ada
|
Bagian
terbesar/Ada
|
|
b.
retikulum endoplasma
|
ada
|
ada
|
|
c.
ribosom
|
ada
|
ada
|
|
d.
badan mikro
|
|
|
|
Peroksisom
|
ada
|
ada
|
|
Glioksisom
|
ada
|
Tidak
ada
|
|
e.
kompleks golgi
|
Ada
disebut diktiosom
|
ada
|
|
f.
mitokondria
|
ada
|
ada
|
|
g.
lisosom
|
Tidak
ada
|
ada
|
|
h.
sentriol
|
Tidak
ada
|
ada
|
|
i.
plastisida
|
ada
|
Tidak
ada
|
4.
|
Vakuola
|
ada
|
Kecil/
tidak ada
|
6.1
SEL TUMBUHAN
a. Dinding Sel:
Yaitu bagian terluar sel. Dinding sel yg tersusun atas polisakarida
(terdiri atas hemiselulosa & pektin). Dinding sel dibentuk oleh diktiosom.
Peran dinding sel sbg turginitas sel/kekakuan sel.Dinding sel
membuat bentuknya sel tetap.
Noktah à sel-sel yang bertetangga yang
berhubungan melalui pori.
à Bagian dinding sel yang tidak
mengalami penebalan.
Sel-sel yang bertetangga, diantara dinding selnya terdapat lamella tengah
yang banyak menyandung kalsium & magnesium
Plasmodesmataàsitoplasma yang
masuk ke sel lain membentuk seperti jaluran. Dinding sel terdiri atas:
· Primer à
tersusun atas selulosa,hemiselulosa,pectin
Selulosa terdiri dari mikrofibril/ serat-serat panjang yg berdaya
renggang kuat. Sel yang hanya mempunyai dinding sel primer: sel-sel muda yang
sedang tumbuh, sel parenkima, sel kolenkima
· Sekunder à tersusun
atas selulosa yang lebih banyak daripada primer, juga hemiselulosa, lignin.
Biasanya dinding sel yang tersusun selulosa mengalami penambahan lignin yang
keras & kaku.
Contoh: Kumpulan yang mati menjadi sel kayu
Misalnya: sel xylem yg ada pada batang : pengerasan pada sel sklerenkim
yg membuat sel menjadi batu/ sklereid seperti batok kelapa
b. Plastida:
Yaitu organel
yg mengandung pigmen. Macam2 plastisida:
Ø Kromoplas
Yaitu
plastisida mengandung pigmen merah, jingga / kuning Contohny: pada tomat, apel
Ø Leukoplas
Yaitu plastisida
yg tidak mengandung warna.
Biasanya ada pada jaringan tumbuhan yg tidak terkena cahaya, sel
embrional, empelur batang, bagian tumbuhan di dalam tanah yg berwarna putih.
Ø Amiloplas
Yaitu
plastisida yg mengandung amilum.
Ø Kloroplas
Yaitu plastisida
mengandung klorofil.
Terdapat di
autotrof yg eukariotik & sel yg berklorofil(ganggang, lumut, tumbuhan paku)
Memiliki membran rangkap:
à membran
luar: permukaan rata, fungsi: mengatur keluar masuk zat.
à membran dalam: membungkus cairan kloroplas yang
disebut stroma melipat ke arah dalam
dan membentuk lembaran-lembaran yang disebut tilakoid. Tilakoid yang
bertumpuk-bertumpuk, membentuk tumpukan seperti uang logam disebut grana. Pada
permukaan dalam tilakoid terdapat kumpulan partikel yang tersusun berderet disebut kuantosom.
à Fungsi klorofil: menangkap energi cahaya matahari
Energi tsb digunakan untuk memecah molekul air yg kemudian direaksikan dengan
karbon dioksida menjadi gula dan oksigen. Air yg dihasilkan adalah molekul air
baru yg terbentuk selama proses fotosintesis.
c. Vakuola:
Pada sel tumbuhan bersifat menetap. Biasanya
ada pada sel2 parenkima, kolenkima.
àFungsi:
1. Tempat cadangan makanan Amilum & gula disimpan di vakuola, jka
diperlukan dapat digunakan kembali. Contoh: akar ketela pohon(tepung)
& di batang tebu(gula).
2. Menyimpan pigmen Dalam vakuola
pada sel-sel mahkota bunga ada pigmen merah, biru, kuning, dll. Itu sebabnya
mahkota bunga berwarna warni.
3. Menyimpan minyak asiri Minyak
asiri tergolong minyak eteris. Sampai sekarang, belum diketahui guna minyak ini
untuk tumbuhan. Contoh: minyak kayu putih, peppermint,aroma harum pada bunga.
4. Menyimpan sisa metabolisme Sisa
metabolisme tidak bisa dikeluarkan tumbuhan, oleh karena itu disimpan di
vakuola. Misal:Asam oksalat, alkaloid, getah karet
6.2 SEL
HEWAN
Ciri khas sel hewan
memiliki sentrosom, yaitu kedua sentriol berada pada satu tempat. Saat
pembelahan sel, tiap sentriol memisahkan diri menuju kutub berlawanan dan
memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang menjerat kromosom
B.
VIRUS
1.
DEFINISI VIRUS
Virus
berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Virus merupakan
suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk
hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat dikristalka,
sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi)
dalam tubuh inang., Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini
sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam
dunia tersendiri yaitu virus.Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia
tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa
membelah diri sendiri.
Secara umum
virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah
satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara
intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Partikel
virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam
nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion
tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki
sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki
sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen-komponen
pembentuk virus.
Virus dapat
bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit,
virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi
sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang
diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di
dalam sel tersebut secara permanen. Berdasarkan sifat hidupnya maka virus
dimasukan sebagai parasit obligat, karena keberlangsungan hidupnya sangat
tergandung pada materi genetic inang.
2.
Ciri-ciri dan sifat
Virus
1. Ukuran Virus
Ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel bakteri.
Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000
mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm
adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah
satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio
merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.
2.
Struktur Virus
Partikel virus
bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi kimiawinya. Bentuk-bentuk
virus yang sudah diketahui ada yang serupa bola, berbentuk kotak, berbentuk
batang, dan ada yang seperti hurut T. Struktur utama virus adalah asam nukleat
yang dapat berupa RNA (Ribonucleic acid) atau DNA (Deoxyribonucleic
acid) dan tak pernah keduanya. Asam nukleat ini dikelilingi oleh subunit
protein yang disebut kapsomer. Susunan kapsomer-kapsomer tersebut membentuk
mantel dinamakan kapsid. Kapid dan asam nukleat Virus dinamakan nukleokapsid.
Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks seperti adanya pembungkus
khusus berupa membran. Membran yang menyusun virus ini merupakan membran lipid
bilayer dan protein, biasanya glikoprotein. Beberapa virus memiliki struktur yang
lebih kompleks lagi. Virus yang strukturnya paling rumit adalah virus bakteriofage.
Misalnya bakteriofage Tempat yang menyerang bakteri Escherichia coli,
memiliki ekor yang merupakan struktur kompleks. Ekor Tempat disusun oleh lebihd
dari 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein lainnya.
a b c
Gambar 1 berbagai bentuk
virus a) virus nukleokapsid; b) virus bermembran;c) virus Tempat (bakteriofage)
3.
Klasifikasi virus Para ahli virus mengelompokkan virus berdasarkan aspek-aspek
tertentu, yaitu:
1. Berdasarkan jenis inang
yang diinfeksi, seperti
a. virus tanaman contoh: Tobacco
mozaic virus (TMV) sejenis virus yang menyerang daun tembakau, Potato
Yellow dwarf virus (virus kentang kuning)
b. vurus hewan, contoh :
Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada anjing, NCD (New Castle Disease)
yang menyebabkan penyakit tetelo pada unggas
c. virus manusia, seperti,
polio, influenza, hepatitis, AIDS , SARS dan flu burung.
d. virus bakteri:
bakteriofage tempat
2. Berdasarkan jenis asam
nukleat yang dikandung oleh virus:
a. virus RNA, contoh:virus
influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS), virus H5N1 (penyebab flu
burung) dsb.
b.
Virus DNA, seperti poxvirus, herpesvirus, adenovirus dsb.
4.
Mengembangbiakan virus
Virus sebagai makhluk hidup dapat dikembangbiakan di suatu
laboratorium dengan teknik tertentu, seperti:
a.
Kultur sel atau jaringan
Kultur sel diperoleh dengan cara menumbuhkan sel yang diambil secara aseptik
dari organ tubuh hewan percobaan. Sel dari organ tersebut kemudian
dipisah-pisahkan dengan menggunakan enzim yang kemudian ditumbuhkan pada
permukaan cawan petri. Sel-sel tersebut kemudian menghasilkan substrat semacam
glikoprotein yang berfungsi untuk menempelkan sel pada permukaan meida setelah
diinkubasi pada temperatur ruangan. Media yang digunakan untuk kultur sel
terdiri dari asam amino, vitamin, garam, gula dan buffer bikarbonat. Untuk
memperoleh hasil yang lebih baik, maka ke dalam medium ditambahkan serum dalam
jumlah yang sedikit
b.
embrio ayam
Virus dapat dikembangbiakan pada telur ayam yang sudah berisi embrio dengan
cara menyuntikkan biakan virus tersebut dengan alat khusus dan kemudian
diinkubasikan, sehingga terbentuklah virus-virus baru.
5.
Reproduksi Virus
Virus dapat
memperbanyak diri bila partikel virus menginfeksi inang untuk mensintesa semua
komponen yang diperlukan dan membentuk lebih banyak partikel virus.
Komponen-komponen tersebut kemudian dirakit menjadi bentuk struktur virus dan
partikel virus yang baru dibentuk itu harus keluar dari sel inang untuk dapat
menginfeksi kembali sel-sel lain. Berdsarkan tahap akhir setelah asam partikel
virus berada dalam sel inang akan terjadi dua kemungkinan ada yang mengalami
siklus litik (sel inang pecah dan partikel virus keluar) dan ada yang permanen
tetap dalam DNA sel inang berupa siklus lisogenik. Tahapan reproduksi virus
secara umum dilakukan dalam tujuh langkah, yaitu:
1)
Adsorpsi
(penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang sesuai.
2)
Penetrasi
(injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.
3)
Tahap awal
replikasi (Eklipse) dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin
bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus,
enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam tahap ini.
4)
Replikasi dari
asam nukleat virus
5)
Sintesa dari
protein sub unit dari mantel virus
6)
Perakitan dari
asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada virus bermembran)
kedalam partikel virus.
7)
Pelapasan
partikel virus yang matang dari sel (lisis).
C. JARINGAN DAN ORGAN
1.
JARINGAN
dan ORGAN PADA HEWAN
1.1 Jaringan
Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang sejenis baik struktur maupun
fungsinya
berikut zat interselulernya.
Meskipun sangat kompleks, pada mammalia diketahui 4 jenis
jaringan
utama, yaitu :
1. jaringan
epitel,
2. jaringan
ikat (jaringan penyambung),
3. jaringan
otot, dan
4. jaringan saraf.
Keempat
jaringan utama tersebut tidaklah terpisah satu sama lain atau membentuk satu
kesatuan
tersendiri akan tetapi biasanya saling berhubungan satu sama lain dan dalam
perbandingan
yang berbeda-beda membentuk berbagai organ dan sistem tubuh.
A.
Jaringan
epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi tubuh dan
lingkungannya, baik di sebelah luar maupun bagian dalam (kulit, dinding usus,
pembuluh darah), berupa lapisan
meristematik.
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang rapat berdekatan satu sama lain
dengan
sedikit zat
interselulernya. Jaringan epitel tidak mempunyai pembuluh darah. Pembuluh darah
yang berfungsi sebagai pensuplai nutrien/zat makanan dan mengeluarkan sampah
metabolisme terletak pada jaringan ikat yang berada di bawahnya.
Jaringan epitel berasal dari ketiga lapisan benih embrio. Sebagian besar
jaringan epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung, dan anus berasal dari
lapisan ektodermal. Jaringan epitel yang melapisi sistem pernafasan, saluran
pencernaan, dan kelenjar pencernaan berasal dari endoderm. Sedangkan jaringan
epitel yang terdapat pada ginjal berasal dari mesoderm. Jaringan epitel
memiliki fungsi antara lain: menutupi dan melapisi permukaan (misalnya kulit),
absorpsi (misalnya dinding bagian dalam dari usus), sekresi (misalnya sel epitekelenjar),
sensoris (misalnya neuroepitel), dan kontraktil (misalnya sel mioepitel).
Sel-sel epitel pada bagian dasarnya berhubungan dengan jaringan lain
dibagian
bawahnya yang
disebut dengan membran basalis. Di bawah membran basalis terdapat jaringan ikat
yang berfungsi sebagai tempat melekat jaringan epitel ke jaringan lain di
bawahnya.
a.
Klasifikasi jaringan epitel
Sel epitel biasanya digolongkan menjadi dua golongan utama menurut
struktur dan
fungsinya: epitel penutup dan
epitel kelenjar. Pembagian ini masih kurang tepat, karena ada
jaringan epitel penutup yang
dapat berfungsi sebagai kelenjar misalnya epitel permukaan lambung.
1) Epitel penutup
Jaringan epitel penutup
merupakan jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan
seperti membran yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga tubuh.
Pengelompokannya berdasarkan jumlah lapisan sel dan morfologinya.
Epitel penutup terdiri atas :
(a) Epitel selapis pipih,
terdiri dari selapis sel yang bentuknya pipih sehingga sangat baik untuk proses
difusi, osmosis dan filtrasi. Epitel jenis ini terdapat antara lain pada
alveoli paru-paru, glomelurus ginjal, lapisan terdalam pembuluh darah dan
jantung. Epitel jenis ini terdapat pada bagian tubuh yang terlindung dan jarang
mengalami pergesekan yang kuat.
(b) Epitel selapis kubus,
merupakan epitel selapis dengan bentuk selnya berupa kubus. Antara lain
terdapat pada saluran ginjal, permukaan saluran pernafasan dan
kelenjar-kelenjar. Fungsinya untuk sekresi dan absorpsi.
(c) Epitel selapis silindris,
merupakan epitel selapis dan silindris dengan inti sel terletak agak ke basal.
Terdapat pada usus dan empedu. Berfungsi sebagai sesekresi,proteksi, dan
absorpsi.
(d) Epitel berlapis pipih,
merupakan epitel yang berlapis-lapis dan epitel yang paling luar berbentuk pipih, sel-sel pada lapisan dalam berbentuk kubus atau
silindris.Karena berlapis-lapis maka tahan terhadap lingkungan luar dan
terhadap gesekan.
Sel-sel di bagian basal membelah secara mitosis dan mendorong sel-sel lama ke arah permukaan, makin terdorong ke arah permukaan makin jauh dari
pembuluh darah, maka sel-sel akan kehilangan air, akibatnya sel menjadi keras
dan pipih, mati, dan bila telah mencapai permukaan tubuh akhirnya terkelupas.
Pada permukaan kulit tubuh kita, lapisan epitel terluar mengandung keratin,
suatu protein yang kuat, liat, dan kedap air untuk melindungi tubuh kita.
Sedangkan padapermukaan-permukaan basah
misalnya mulut, lidah, oesofagus, dan vagina lapisan luar tidak berkeratin.
(e) Epitel berlapis kubus, sel-selnya
terdiri atas 1-2 lapisan dan berbentuk kubus. Terdapat pada kelenjar keringat,
folikel ovarium yang sedang berkembang, berfungsi sebagai proteksi dan sekresi.
(f) Epitel berlapis silindris,
selnya berlapis-lapis dan sel-sel yang paling atas berbentuk silindris.
Terdapat pada saluran urethra pria dan kelenjar mammae wanita. Berfungsi
sebagai proteksi dan sekresi.
(g) Epitel transisional,
merupakan epitel berlapis-lapis tetapi sel paling atas cenderung berbentuk
bulat dan besar, bila direnggangkan sel-sel tersebut tidak robek dan menjadi
pipih. Terdapat pada kantung kemih. Berfungsi sebagai proteksi.
(h) Epitel berlapis semu,
sel-sel epitelnya satu lapis semuanya melekat pada membrana basalis tetapi
hanya sebagian sel yang mencapai permukaan. Terdapat pada saluran kemih pria
dan tuba eustachius.
2) Epitel kelenjar
Jaringan epitel kelenjar adalah
jaringan yang dibentuk oleh sel-sel yang dikhususkan
untuk menghasilkan suatu getah
sekresi yang komposisinya berbeda dengan darah atau cairan antarsel. Bila getah
sekresinya dikeluarkan ke dalam satu saluran kelenjar atau langsung ke
permukaan tubuh (misalnya sel goblet), disebut kelenjar eksokrin contoh hasil
sekresinya yaitu lendir, air liur, enzim dan sebagainya. Sedangkan bila getah
sekresinya dimasukan ke dalam darah, disebut kelenjar endokrin. Hasil
sekresinya berupa hormon. Secara struktural sel-sel kelenjar disebut tubulus
bila berbentuk tabung dan disebut acinous bila berbentuk labu (botol).
Secara fungsional sel-sel
kelenjar dikelompokkan menjadi holokrin, apokrin dan merokrin. Holokrin, bila
getah yang disekresikan terkumpul dalam sitoplasma kemudian sel
mati dan isinya disekresikan,
sel yang mati akan diganti oleh sel-sel yang baru. Contohnya kelenjar sebasea
pada kulit. Apokrin, bila getah yang disekresikan terkumpul pada bagian ujung
sel (apex). Bagian ini kemudian dilepaskan membentuk zat yang disekresikan,
kemudian sel mereparasi diri. Contohnya kelenjar mammae. Merokrin, bila zat-zat
yang disekresikan dibentuk dan dikeluarkan dari sel ke dalam salurannya dan sel
tidak ikut mati. Contohnya kelenjar pankreas dan kelenjar ludah.
A.
Jaringan ikat
Jaringan ikat bertanggung jawab
untuk memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai fungsi
mekanik, jaringan ikat terdiri atas matriks yang menghubungkan dan mengikat sel
dan organ akhirnya memberikan sokongan pada tubuh. Jaringan ikat dengan fungsi
seperti itu tidak ditemukan pada permukaan luar tubuh, mengandung banyak
pembuluh darah kecuali rawan. Secara umum sel-selnya berjarak jauh satu sama
lain dengan zat interselulernya (matriks) yang banyak. Zat interselulernya terdiri
atas cairan dan serat-serat yang diproduksi oleh sel-sel jaringan ikat. Pada
rawan zat interselulernya kuat tetapi lentur. Pada tulang sangat keras karena
mengandung garam-garam kapur.
Ada tiga jenis serabut utama
jaringan ikat yaitu serabut kolagen (tidak elastis tetapi
memiliki kelenturan yang lebih besar dari baja, terdiri atas serat-serat
protein kolagen), serabut elastin (terdiri atas protein elastin, lebih halus
dari kolagen, sangat elastis), dan serabut retikulin (sangat halus, terdiri
atas protein kolagen dan glikoprotein). Serabut tersebut didistribusikan secara
tidak merata tergantung pada sifat jaringan ikat itu sendiri. Selain
serabut-serabut tersebut di atas, jaringan ikat tersusun oleh sel-se tertentu. Sel-sel tersebut: fibroblast (menghasilkan serabut-serabut dan
zat interseluler), makrofag
(memfagositosis bakteri dan jaringan yang rusak), melanosit (menghasilkan
pigmen melanin), sel plasma (menghasilkan antibodi), mast sel (menghasilkan
anti koagulan heparin), leukosit (terutama basofil, eosinofil, dan limfosit),
sel adventitial (berperan dalam regenerasi sel-sel yang rusak) dan sel adiposa
(penyimpanan lemak netral).
Fungsi utama jaringan ikat
ialah sebagai proteksi, penunjang, dan mengikat berbagai
jenis jaringan dan organ. Sel-sel jaringan ikat dapat meyimpan lemak,
bersifat fagositosis terhadap bakteri dan sel-sel yang sudah mati, membentuk
anti bodi dan anti koagulan.Ada beberapa jenis jaringan ikat, dikelompokkan
berdasarkan pada komponen yang menonjol di dalam jaringan tersebut atau suatu
sifat struktural jaringan tersebut,terdiri atas jaringan ikat embrionik dan
jaringan ikat dewasa.
a. Jaringan ikat embrionik,
terdapat sewaktu dalam perkembangan embrio, disebutmesenkim, dari sinilah semua jaringan ikat lainnya akan diturunkan.
b.
Jaringan ikat
dewasa, terdiri atas :
1) Jaringan ikat longgar, zat
interselulernya setengah cair dengan serabut-serabut yang jarang, terdapat pada
daerah di sekitar pembuluh darah, saraf, sepanjang membrana mukosa, dan dermis.
2) Jaringan ikat padat, serabut
kolagen jumlahnya lebih menonjol sehingga sering disebut jaringan kolagen.
Terdapat pada lapisan sub mukosa, dermis kulit, dan di daerah jaringan
penyambung pada organ-organ.
3) Jaringan ikat elastis,
mengandung serabut elastin yang tebal dan sejajar, dapat ditemukan pada arteri,
trakea, paru-paru, dan di dalam ligamen kuning kolumna vertebralis.
4) Jaringan ikat retikulin,
mengandung banyak serabut retikulin, banyak ditemukan antara lain dalam organ
yang menghasilkan sel darah.
5) Jaringan lemak, merupakan
jaringan ikat jarang, dapat ditemukan pada daerah sekitar mata, ginjal, dan
jantung, fungsi untuk melindungi organ-organ tersebut. Jaringan lemak yang lain
berfungsi sebagai cadangan energi dan menahan panas/mengurangi pengeluaran
panas tubuh melalui kulit.
6) Jaringan ikat cair, jaringan
ini berupa darah, zat antar selnya berupa plasma darah dan selnya terdiri dari
eritrosit, leukosit, dan trombosit.
5. Jaringan otot
Jaringan otot bertanggung jawab
untuk gerakan tubuh. Jaringan otot mengandung sel-sel khusus yang hanya
memerankan satu fungsi utama yaitu kontraksi. Berbeda dengan jaringan epitel
atau jaringan ikat yang mempunyai berbagai fungsi. Jaringan otot meliputi
40-50% berat badan dan mempunyai 4 sifat yaitu: elastis, dapat diregangkan,
dapat dirangsang, dan dapat berkontraksi. Dengan fungsi utamanya yaitu
kontraksi, otot dapat menghasilkan pergerakkan (gerakan anggota badan, denyut
jantung, peristaltik usus), menahan postur tubuh untuk posisi tertentu, dan
menghasilkan panas untuk mempertahankan temperatur tubuh.
a. Otot polos, dikenal juga
dengan otot visceral (alat-alat dalam). Terdiri dari kumpulan sel fusiformis,
setiap sel memiliki satu inti yang pipih yang terletak di bagian tengah sel,
memiliki mikrofilamen aktin dan miosin yang letaknya tidak beraturan sehingga
tidak terlihat lurik. Proses kontraksinya lambat dan tahan lama, tidak dibawah
pengendalian kemauan sadar (involunter). Terdapat pada alat-alat dalam seperti
pada saluran pencernaan, hati dan lain sebagainya.
b. Otot lurik, dikenal juga
sebagai otot rangka. Terdiri atas berkas-berkas sel silindris sangat panjang,
berinti banyak yang terletak di pinggir, memiliki mikrofilamen aktin dan miosin
yang tersususn secara teratur sehingga terlihat lurik. Kontraksinya cepat dan
tidak tahan lama, serta dibawah pengendalian kemauan yang disadari (volunter).
Terdapat melekat pada tulang.
c. Otot
jantung, seperti sel-sel otot rangka, dengan aktin dan miosin yang tersusun
teratur Sel otot jantung berbentuk segi empat dengan satu inti di bagian tengah sel,
sel-selnya bisa
bercabang,
mengandung sarkoplasma (sitoplasma sel otot tanpa miofibril/mikrofilamen) yang
jelas. Satu sel dengan sel yang lainnya dibatasi oleh sarkolemmma (membran sel)
tebal yang melintang yang disebut dengan cakram interkalar, struktur ini hanya
ditemukan pada otot jantung, berperan memperkuat otot jantung dan membantu
dalam konduksi impuls. Kontraksinya tidak dibawah kemauan secara sadar
(involunter), kuat dan berirama.
6. Jaringan Saraf
Jaringan saraf didistribusikan
di seluruh tubuh sebagai suatu jaringan komunikasi terpadu. Jaringan saraf
memiliki fungsi khusus yaitu untuk membentuk dan menjalarkan impuls. Walapun
sangat rumit, jaringan saraf secara struktural terdiri dari sel saraf atau
neuron, yang biasanya menunjukkan banyak juluran yang panjang dan sel glia atau
neuroglia, merupakan bagian yang menyokong dan melindungi neuron dan ikut serta
dalam aktivitas saraf, pensuplai nutrisi saraf, dan proses pertahanan sistem
saraf pusat. Neuron merupakan satuan anatomis dan fungsional yang berdiri
sendiri dengan sifat-sifat morfologi yang rumit. Umumnya neuron terdiri atas 3
bagian yaitu badan sel, dendrit dan akson. Badan sel, terdiri atas nukleus dan
nukleoleus yang dikelilingi oleh sitoplasma, berperanan sebagai pusat aktivitas
sel dan juga dapat menerima rangsang. Pada sitoplasma sel saraf dewasa tidak
ditemukan adanya sentrosom sehingga tidak dapat bermitosis. Dendrit, merupakan
tonjolan badan sel yang berfungsi meghantarkan impuls ke arah badan sel dari
pusat rangsang lingkungan, dari epitel sensoris, atau dari neuron lainnya.
Akson (neurit), merupakan
tonjolan badan sel juga berfungsi untuk menghantarkan impuls dari dari badan
sel ke sel yang lain (sel saraf, otot, atau kelenjar). Bagian ujung akson
biasanya bercabang dan membentuk percabangan terminal. Tiap-tiap cabang dari
percabangan ini berakhir pada sel berikutnya dengan membentuk pelebaran yang
disebut dengan bonggol akhir (end bulb), yang mempermudah penghantaran
informasi ke sel berikutnya dalam rangkaian tersebut (biasanya ujung akson
tersebut menghasilkan zat neurotransmiter seperti asetilkolin).
1.2 Organ
Pada semua hewan kecuali hewan
paling sederhana (Porifera) dan beberapa hewan Cnidaria (Coelenterata),
jaringan-jaringan yang berbeda saling bekerja sama membentuk organ. Pada
beberapa organ seperti kulit hewan vertebrata, organ ini antara lain tersusun
oleh lapisan epidermis yang dibangun oleh epitel berlapis banyak menanduk dan
lapisan dermis yang dibangun oleh jaringan ikat. Begitupula organ-organ lainnya
seperti lambung, usus hati, ginjal dan lain sebagainya, paling tidak organ-organ tersebut disusun
oleh dua jenis jaringan yang berbeda dari empat jenis jaringan yang ada.
A. Sistem organ
Tingkat organisasi berikutnya
adalah sistem organ. Sistem organ merupakan bagian yang menyusun individu.
Sistem ini terdiri atas berbagai jenis organ. Sistem organ memiliki struktur
dan fungsi yang khas. Masing-masing sistem organ saling tergantung satu sama
lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada hewan khususnya pada mammalia
ada 11 sistem organ yang menyusun individu seperti diuraikan di bawah.
1. Sistem Pencernaan, komponen
utamanya: mulut, faring, lambung, usus halus, hati, pankreas, anus. Fungsi
utamanya pengolahan makanan sehingga makanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh
tubuh (aktivitasnya meliputi : menelan, mencerna, penyerapan, dan pembuangan).
2.
Sistem
sirkulasi (peredaran ), komponen utamanya: jantung, pembuluh darah, dan darah. Fungsi
utamanya adalah distribusi bahan-bahan internal.
3.
Sistem
repirasi, organ utamanya: paru-paru, trakea dan saluran pernafasan lainnya. Fungsi
utamanya adalah pertukaran gas (pengambilan oksigen, pembuangan karbon
dioksida).
4.
Sistem
kekebalan dan limfatik, komponen utamanya: sumsum tulang, nodus limfa, dan sel darah
putih. Fungsi utamanya pertahanan tubuh (perlawanan terhadap infeksi dan
kanker).
5.
Sistem
ekskresi, komponen utamanya: ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. Fungsi
utamanya pembuangan sisa metabolisme, pengaturan keseimbangan osmotik darah.
6.
Sistem
endokrin, komponen utamanya adalah hipofisis (pituitari), tiroid, pankreas dan kelenjar
penghasil hormon lainnya. Fungsi utamanya koordinasi aktivitas tubuh (misalnya
pencernaan, metabolisme).
7.
Sistem
reproduksi, organ utamanya adalah ovarium, testes dan organ-organ terkait, Fungsi utamanya adalah reproduksi.
8.
Sistem saraf,
organ utamanya: otak, sumsum tulang belakang, sel saraf, dan organ sensoris. Fungsi
utamanya koordinasi aktivitas tubuh seperti deteksi stimulus dan formulasi atau
penentuan respon terhadap stimulus.
9.
Sistem
integumen, organ utamanya adalah kulit dan organ aksesorisnya (rambut, kuku,
dan kelenjar kulit). Fungsi utamanya penyokong tubuh, perlindungan terhadap
cidera mekanis, infeksi dan kekeringan.
10.
Sistem
rangka, organ utama adalah rangka tubuh (rangka aksial, rangka apendikular, tulang dan rawan). Fungsi utamanya penyokong tubuh, dan
perlindungan organ-organ dalam.
11. Sistem otot, organ utamanya: otot
rangka dengan fungsi utamanya pergerakan, lokomosi
2.
JARINGAN
PADA TUMBUHAN
2.1
JARINGAN dan ORGAN PADA TUMBUHAN
1. JARINGAN
MERISTEM
Jaringan
meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional (terus menerus
membelah). Ciri-ciri meristem misalnya sel muda dan belum mengalami
diferensiasi dan spesialisasi, berdinding tipis, protoplasma banyak, vakuola
kecil, inti besar, plastida belum matang dan berbentuk sama ke segala arah.
Jaringan
Meristem terdiri atas 2 bagian, yaitu :
·
Meristem Primer
- berkembang dari sel embrional
- letaknya pada kuncup, ujung akar, batang dan cabang
- fungsinya memungkinkan akar dan batang bertambah
panjang (pertumbuhan primer)
·
Meristem Sekunder
- berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami
differensiasi dan spesialisasi
- terdapat pada kambium
- fungsinya memungkinkan batang bertambah besar
(pertumbuhan sekunder/melebar)
2. JARINGAN DEWASA
Jaringan dewasa
merupakan jaringan yang terbentuk dari hasil diferensiasi dan
spesialisasi sel-sel jaringan meristem.
Berdasarkan
bentuk dan fungsinya jaringan dewasa sebagai
berikut :
a.
jaringan epidermis, terdapat di permukaan
organ tubuh tumbuhan.( akar, batang, daun, bunga, buah dan biji)
b.
jaringan parenkim, umumnya sel-sel
besar, kaya akan ruang antara sel,
disebut sebagai jaringan dasar.
Pada daun ada 2 macam yaitu parenkim palisade dan parenkim bunga karang (spons)
c.
jaringan penyokong, mengokong
berdirinya tubuh tumbuhan, diantaranya
jaringan kolenkim dan sklerenkim
d.
jaringan pengangkut, terdiri atas
floem dan xilem.
3.
JARINGAN PENYOKONG
Merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk tumbuhan agar
dapat berdiri dengan kokoh. Disebut juga jaringan penguat karena memiliki
dinding sel yang tebal dan kuat serta sel-selnya yang telah mengalami
spesialisasi. Jaringan penyokong terdiri dari jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
·
Jaringan
kolenkim yaitu jaringan penyokong atau penguat pada
organ tubuh muda. Kolenkim tersusun atas
sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif. Sel kolenkim dapat mengandung
kloroplas, makin sederhana deferensiasinya makin banyak kloroplasnya, sehingga
menyerupai parenkim.
·
Jaringan
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang
terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim
tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami
penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel
sklerenkim tidak dapat memanjang. Sel
sklerenkim dibedakan menjadi dua bentuk yaitu serat (fiber)
dan sklereid
4. JARINGAN PENGANGKUT
Jaringan pengangkut atau berkas vaskuler merupakan
jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai
daun, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian
tubuh tumbuhan. Berdasarkan fungsinya jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri
dari xylem dan floem.
·
Xylem atau pembuluh kayu adalah jaringan kompleks yang terdiri atas
beberapa tipe sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kayu. Xylem tersusun oleh
parenkim xilem, serabut xilem, trakeid, dan unsur pembuluh.
·
Floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan yang
tersusun oleh sel-sel hidup dengan tipe yang berbeda.Floem tersusun oleh parenkim floem, serabut floem,
pembuluh tapis, sel pengiring (hanya terdapat pada Angiospermae ).
2.2
ORGAN TUMBUHAN
BUNGA
|
DAUN
|
AKAR
|
BATANG
|
BUAH
|
ORGAN TUMBUHAN
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ilmu Biologi memiliki banyak bagian
dan aspek yang menjadi penyusun penting di dalamnya, salah satunya adalah
sitologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk sel. Yang merupakan
salah satu unit dasar kehidupan. Secara umum sel dapat didefinisikan sebagai
satuan organisasi terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup dan tempat
terselenggaranya fungsi kehidupan. Hingga saat ini, penelitian masih terus
dilakukan untuk dapat mengetahui lebih jauh apa dan bagaimana sebenarnya sel
itu.
Sel dibedakan atas beberapa bentuk, diantaranya
berdasarkan keadaan inti sel (sel eukariotik dan prokariotik), berdasarkan
keadaan kromosom dan fungsinya (sel somatik dan reproduktif), berdasarkan
sifatnya (bagian hidup dan bagian yang mati).
Pada umumnya, sel memiliki bagian-bagian
seperti membran sel, inti sel (nucleus), sitoplasma dan organel sel. Organel
sel diantaranya reticulum endoplasma, ribosom, mitokondria, lisosom, badan
golgi, sentriol plastida dan vakuola.
Virus juga merupakan unit dasar
kehidupan. Dimana virus merupakan organisme
non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel
sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri.
Virus terdiri atas virus tanaman,
virus hewan, virus manusia, virus DNA, dan virus RNA Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang sejenis baik struktur maupun
fungsinya berikut zat
interselulernya sedangkan Sistem organ
merupakan bagian yang menyusun individu. Sistem ini terdiri atas berbagai jenis
organ. Sistem organ memiliki struktur dan fungsi yang khas. Masing-masing
sistem organ saling tergantung satu sama lain baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2. SARAN
Untuk memperlancar pembuatan laporan maka disarankan untuk
mencari referensi sebanyak mungkin baik
dari buku maupun dari literatur lainnya sepert jurnal dan pencarian melalui
internet.
DAFTAR PUSTAKA:
0 komentar:
Posting Komentar