Selasa, 22 September 2015

makalah anabolisme



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Secara keseluruhan, metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi dari sel. Setiap sel di dalam tubuh organisme, pada dasarnya berfungsi layaknya sebuah miniatur pabrik yang melaksanakan berbagai reaksi biokimia yang berbeda-beda. Beberapa reaksi tersebut ada yang menggunakan energi melalui proses anabolisme. Oleh karena itu, makalah ini buat untuk mengetahui reaksi-reaksi biokimia apakah yang menggunakan energi melalui proses anabolisme?.
1.2  Rumusan masalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan anabolisme?
2.      Apa saja reaksi-reaksi yang menggunakan energi melalui proses anabolisme?
3.      Bagaimana proses fotosintesis ?
4.      Bagaimana proses biosintesis lemak ?
5.      Bagaimana proses biosintesis asam amino?
1.3  Tujuan
1.    Dapat mengetahui pengertian anabolisme.
2.    Dapat mengetahui reaksi-reaksi yang menggunakan energi melalui proses
anabolisme.
3.    Dapat menjelaskan proses fotosintesis.
4.    Dapat menjelaskan proses biosintesis lemak.
5.   Dapat menjelaskan proses biosintesis asam amino.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian anabolisme
            Anabolisme adalah reaksi pembentukan molekul sederhana menjadi molekul yang kompleks. Reaksi anabolisme merupakan peristiwa sintesis atau penyusunan sehingga memerlukan energi, dan dibentuk reaksi endergonik. Contoh reaksi anabolisme di antaranya adalah fotosintesis atau sintesis karbohidrat dengan bantuan energi cahaya matahari, kemosintesis dengan bantuan energi kimia.

2.2 Contoh reaksi anabolisme
           
2.2.1 Fotosintesis

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang artinya menyusun. Jadi, fotosintesis artinya proses penyusunan molekul kompleks pada bagian tumbuhan yang mengandung klorofil dengan bantuan cahaya matahari. Perangkat fotosintesis lainnya terdiri atas klorofil a, klorofil b, karotenoid, dan akseptor elektron yang tergabung dalam suatu sistem yang disebut fotosistem. Fotosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan II.
-  Fotosistem I
Di dalam fotosistem I , terdapat molekul klorofil yang berbeda pada pusat reaksi dari fotosistem I dinamakan P700. Disebut demikian karena sangat baik menyerap energi cahaya dengan panjang gelombang 700 nm.
-  Fotositem II
Di dalam fotosistem II, terdapat molekul klorofil yang berada pada pusat reaksi fotositem II dan dinamakan P680, karena sangat baik menyerap energi cahaya dengan panjang gelombang 680 nm.
Reaksi- Reaksi Fotosintesis
Dari hasil penelitian Van Niel, menyatakan bahwa fotosintesis berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan reaksi fotokimia atau reaksi terang dan tahap kedua merupakan reaksi termokimia atau reaksi gelap.
Reaksi terang menggunakan energi cahaya, berlangsung di dalam membran tilakoid dari klorofil, menghasilkan senyawa ATP dan NADPH. Kedua senyawa yang dihasilkan dalam reaksi terang ini akan digunakan dalam reaksi gelap. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dari kloroplas dan menghasilkan glukosa.

·         Reaksi Terang
Reaksi terang atau reaksi fotokimia, membutuhkan cahaya (foton). Dalam reaksi terang terjadi tiga proses yang berlangsung di dalam tilakoid, yaitu :
1.    Pigmen fotosintesis menyerap energi cahaya dan melepaskan elektron yang akan masuk ke sistem transport elektron.
2.    Molekul air pecah, ATP dan NADPH terbentuk, serta oksigen dilepaskan.
3.    Pigmen fotosintesis yang melepaskan elektron menerima kembali elektron sebagai penggantinya.
Ada dua jalur aliran elektron dalm sistem transpor elektron, yaitu siklik dan nonsiklik.
1) Siklik
Sistem transfor elektron jalur siklik hanya terjadi pada fotosistem I, yaitu dimulai dari P700 dan kembali ke P700. Elektron yang dilepaskan P700 akan pindah dari akseptor yang satu ke akseptor lainnya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Dalam rangkaian transpor elektron, ATP dihasilkan. Produksi ATP ini sebagai proses fotofosforilasi, sebab dalam pembentukannya melalui reaksi penambahan gugusan fosfat pada senyawa ADP diatur oleh cahaya. Di dalam fotosintesis, ATP digunakan sebagai sumber energi pembentukan glukosa.

2)Nonsiklik
Pada jalur nonsiklik terjadi aliran elektron dari air ke fotosistem II melalui sistem transpor, menuju ke fotosistem I. Kemudian, melalui suatu sistem transpor, elektron akan diberikan ke NADP+. Proses ini terjadi ketika fotosistem II yang ditandai dengan P680 sebagai pusat reaksi menyerap cukup energi foton untuk melepaskan elektron. Pada saat masuknya energi ke dalam fotosistem II memacu terjadinya fotolisis. Fotolisis adalah reaksi pecahnya molekul air menjadi oksigen, ion-ion hidrogen, dan elektron-elektron. Elektron yang dilepaskan oleh P680 digantikan oleh elektron yang dilepaskan oleh air. Jadi, dalam sistem transpor elektron jalur nonsiklik, NADP+ akan menerima 2 elektron dan 1 ion hidrogen membentuk NADPH. Bergeraknya ion hidrogen berperan dalam pembentukan ATP. Pembentukan ATP terjadi pada protein yang disebut ATP sintase. Sesdangkan, oksigen dilepaskan ke atmosfer yang nantinya akan berperan dalam respirasi aerob.







·         Reaksi Gelap
Baik ATP maupun NADPH yang terbentuk pada fase terang, merupakan sumber energi yang diperlukan pada reaksi gelap. Pembentukan glukosa memerlukan ATP sebagai sumber energi reaksi-reaksi endergonik NADPH dan sebagai sumber elektron berenergi tinggi. Siklus zat pada reaksi gelap ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson sehingga sering disebut siklus Calvin-Benson.  Siklus Calvin-Benson terjadi melalui tahapan berikut ini:
§ Karbon dioksida diikat oleh RuBP yang terdiri atas 5 karbon menjadi senyawa 6 karbon. Senyawa 6 karbon ini kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA).
§ Masing-masing PGA menerima gugus fosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta elektron dari NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida)
§ Untuk setiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat akan dihasilkan 12 PGAL.
§ Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBP, dan seterusnya RuBP akan mengikat CO2 yang baru.
§ Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa-6-fosfat. Molekul ini merupakan bahan baku untuk produk akhir menjadi sukrosa atau tepung pati(amilum)









Jadi, siang hari pada saat fotosintesis terjadi penimbunan amilum di dalam kloroplas. Selama malam hari terjadi pengangkutan karbon. Amilum dirombak kembali menjadi glukosa. Selanjutnya, glukosa dirombak menjadi sukrosa untuk dapat diangkut dari jaringan daun menuju ke jaringan penimbunan karbohidrat.


2.2.2 BIOSINTESIS LEMAK
Lemak disintesis dari protein dan karbohidrat melalui asetil ko-enzim A. Metabolisme gliserol memiliki cara sama dengan metabolisme karbohidrat, yaitu melalui jalan piruvat. Untuk mensintesis lemak atau asam lemak diperlukan suatu ko-enzim A yang berfungsi memutuskan atau memecahkan dua bagian atom C (karbon)nya untuk membentuk asetil Ko-A. Karena pemutusan rantai karbonnya terjadi pada karbon (C) kedua pada mata rantai asam lemak, maka reaksinya dinamakan beta oksidasi. Beta oksidasi adalah suatu proses yang berlangsung secara berulang-ulang sehingga semua atom karbon (C) pada rantai lemak berubah menjadi asetil Ko-A.
Asetil Ko-A juga dapat diubah kembali menjadi asam lemak sehingga reaksi beta oksidasi disebut pula sebagai reaksi reversible (yang dapat di balik). Asam piruvat sebagai hasil akhir metabolisme gliserol, dan asetil Ko-A bersama-sama akhirnya memasuki siklus asam trikarboksilat yang merupakan langkah terakhir dari metabolisme dalam tubuh. Oksigen yang diperlukan tubuh memerlukan oksigen lebih banyak dalam proses oksidasi lemak untuk menghasilkan energi dibandingkan dengan proses oksidasi karbohidrat.














2.2.3 BIOSINTESIS ASAM AMINO
Biosintesis yang terjadi pada asam amino adalah sebagai berikut:
a.   Biosintesis glutamat dan aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat
Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus urea.

b.   Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:
1.      Secara langsung melalui degradasi protein
2.      Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
α-ketoglutarat + alaninàßGlutamat + piruvat

Siklus glukosa-alanin

c. Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)

SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim  sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.

Peran metionin dalam sintesis sistein

d. Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
 Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).

Biosintesis tirosin dari fenilalanin

e. Biosintesis ornitin dan prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid  didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.

f.  Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase  dengan glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.

g. Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.

h. Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang terbentuk dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung bakterioid ( ke luar membran bakterioid) dan diubah menjadi asam glutamat, senyawa amida seperti glutamin atau asparagin, atau senyawa yang kaya akan nitrogen yang disebut ureida, seperti alantoin dan asam alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar struktur bintil membantu  mentranspor amida atau ureida ini ke xilem, yang selanjutnya akan ditranspor ke pucuk.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan glutamin dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh reaksi amidotransferas.


BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø  Anabolisme adalah reaksi pembentukan molekul sederhana menjadi molekul yang lebih kompleks. Reaksi anabolisme merupakan peristiwa sintesis atau penyusunan sehingga memerlukan energi, dan dibentuk reaksi endergonik.
Ø  Reaksi-reaksi yang menggunakan energi melalui proses anabolisme yaitu
1) Fotosintesis
2) Biosintesis lemak
3) Biosintesis asam amino
Ø  Dari hasil penelitian Van Niel, menyatakan bahwa fotosintesis berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan reaksi fotokimia atau reaksi terang dan tahap kedua merupakan reaksi termokimia atau reaksi gelap.
-  Reaksi Terang
Reaksi terang atau reaksi fotokimia, membutuhkan cahaya (foton). Dalam reaksi terang terjadi tiga proses yang berlangsung di dalam tilakoid. Yaitu pigmen fotosintesis menyerap energi cahaya dan melepaskan elektron yang akan masuk ke sistem transport elektron. Molekul air pecah, ATP dan NADPH terbentuk, serta oksigen dilepaskan. Pigmen fotosintesis yang melepaskan elektron menerima kembali elektron sebagai penggantinya. Ada dua jalur aliran elektron dalm sistem transpor elektron, yaitu siklik dan nonsiklik. Sistem transfor elektron jalur Siklik hanya terjadi pada fotosistem I, yaitu dimulai dari P700 dan kembali ke P700. Elektron yang dilepaskan P700 akan pindah dari akseptor yang satu ke akseptor lainnya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Dalam rangkaian transpor elektron, ATP dihasilkan. Produksi ATP ini sebagai proses fotofosforilasi, sebab dalam pembentukannya melalui reaksi penambahan gugusan fosfat pada senyawa ADP diatur oleh cahaya. Di dalam fotosintesis, ATP digunakan sebagai sumber energi pembentukan glukosa. Nonsiklik, pada jalur nonsiklik terjadi aliran elektron dari air ke fotosistem II melalui sistem transpor, menuju ke fotosistem I. Kemudian, melalui suatu sistem transpor, elektron akan diberikan ke NADP+. Proses ini terjadi ketika fotosistem II yang ditandai dengan P680 sebagai pusat reaksi menyerap cukup energi foton untuk melepaskan elektron. Pada saat masuknya energi ke dalam fotosistem II memacu terjadinya fotolisis. Fotolisis adalah reaksi pecahnya molekul air menjadi oksigen, ion-ion hidrogen, dan elektron-elektron. Elektron yang dilepaskan oleh P680 digantikan oleh elektron yang dilepaskan oleh air. Jadi, dalam sistem transpor elektron jalur nonsiklik, NADP+ akan menerima 2 elektron dan 1 ion hidrogen membentuk NADPH. Bergeraknya ion hidrogen berperan dalam pembentukan ATP. Pembentukan ATP terjadi pada protein yang disebut ATP sintase. Sedangkan, oksigen dilepaskan ke atmosfer yang nantinya akan berperan dalam respirasi aerob.
-  Reaksi Gelap
Siklus zat pada reaksi gelap ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson sehingga sering disebut siklus Calvin-Benson.  Siklus Calvin-Benson terjadi melalui tahapan berikut ini:
Karbon dioksida diikat oleh RuBP yang terdiri atas 5 karbon menjadi senyawa 6 karbon. Senyawa 6 karbon ini kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA).
Masing-masing PGA menerima gugus fosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta elektron dari NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida)
Untuk setiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat akan dihasilkan 12 PGAL.
Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBP, dan seterusnya RuBP akan mengikat CO2 yang baru.
Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa-6-fosfat. Molekul ini merupakan bahan baku untuk produk akhir menjadi sukrosa atau tepung pati(amilum). Jadi, siang hari pada saat fotosintesis terjadi penimbunan amilum di dalam kloroplas. Selama malam hari terjadi pengangkutan karbon. Amilum dirombak kembali menjadi glukosa. Selanjutnya, glukosa dirombak menjadi sukrosa untuk dapat diangkut dari jaringan daun menuju ke jaringan penimbunan karbohidrat.
Ø  Lemak disintesis dari protein dan karbohidrat melalui asetil ko-enzim A. Metabolisme gliserol memiliki cara sama dengan metabolisme karbohidrat, yaitu melalui jalan piruvat. Untuk mensintesis lemak atau asam lemak diperlukan suatu ko-enzim A yang berfungsi memutuskan atau memecahkan dua bagian atom C (karbon)nya untuk membentuk asetil Ko-A. Karena pemutusan rantai karbonnya terjadi pada karbon (C) kedua pada mata rantai asam lemak, maka reaksinya dinamakan beta oksidasi. Beta oksidasi adalah suatu proses yang berlangsung secara berulang-ulang sehingga semua atom karbon (C) pada rantai lemak berubah menjadi asetil Ko-A.
Asetil Ko-A juga dapat diubah kembali menjadi asam lemak sehingga reaksi beta oksidasi disebut pula sebagai reaksi reversible (yang dapat di balik). Asam piruvat sebagai hasil akhir metabolisme gliserol, dan asetil Ko-A bersama-sama akhirnya memasuki siklus asam trikarboksilat yang merupakan langkah terakhir dari metabolisme dalam tubuh. Oksigen yang diperlukan tubuh memerlukan oksigen lebih banyak dalam proses oksidasi lemak untuk menghasilkan energi dibandingkan dengan proses oksidasi karbohidrat.
Ø  Biosintesis yang terjadi pada asam amino adalah sebagai berikut:
a.   Biosintesis glutamat dan aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST. Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus urea.
b.   Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:
1.      Secara langsung melalui degradasi protein
2.      Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
α-ketoglutarat + alaninàßGlutamat + piruvat
c. Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim  sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.
d. Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
 Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).
e. Biosintesis ornitin dan prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid  didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
f.  Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase  dengan glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.
g. Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
h. Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang terbentuk dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung bakterioid ( ke luar membran bakterioid) dan diubah menjadi asam glutamat, senyawa amida seperti glutamin atau asparagin, atau senyawa yang kaya akan nitrogen yang disebut ureida, seperti alantoin dan asam alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar struktur bintil membantu  mentranspor amida atau ureida ini ke xilem, yang selanjutnya akan ditranspor ke pucuk.
Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan glutamin dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh reaksi amidotransferas.

3.2 Saran
            Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, pembaca bisa mencari literature yang membahas lebih detail serta menambahkan hal-hal yang belum terdapat dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Mohammad. 2009. Biologi. Jakarta: PT Bumi Aksara
Faidah, Rachmawati, dkk. 2009. Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan.
http://id.wikipedia.org/wiki/asam_amino

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com